REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sampai saat ini masih ada empat orang tenaga kerja Indoensia yang bekerja di Jepang yang belum diketahui keberadaannya paska bencana gempa dan tsunami di Jepang, kata Menteri Tenaga Kerja dan Tranmigrasi, Muhaimin Iskandara.
Empat orang tenaga kerja itu, kata Muhaimin, adalah termasuk dalam 140 warga Indonesia di Jepang, yang saat ini belum bisa dikontak, setelah benaca tersebut. ''Kita terus berkoordinasi dengan kedutaan besar di Jepang untuk mencari mereka. Mereka belum bisa dihubungi,'' kata Muhaimin, Ahad, (20/03) saat ditemui usai kunjungannya ke kawasan bencana Merapi di Balai Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman.
Menurut dia, empat orang ini belum bisa dihubungi, tapi mungkin saja itu karena alat komunikasi mereka seperti handphone-nya hilang, atau apakah mereka benar-benar hilang. Dikatakannya, di Jepang cukup banyak terdapat tenaga kerja Indonesia. Mereka 14 ribu orang bekerja di sektor produktif, 8.000 orang magang kerja, dan 2.000 orang bekerja sebagai profesional.
Bekerja sama dengan Kementrian Luar Negeri, kata Muhaimin, kementriannya juga akan membantu bila memang ada tenaga kerja Indonesia yang ingin pulang ke tanah air, paska bencana tersebut. ''Tentunya bila mereka ingin pulang, kita akan mengfasilitasinya,'' tutur Muhaimin.