REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sejumlah anggota Komisi III DPR RI menilai, mantan Kabareskrim Polri Komjen Polisi Susno Duadji kini berubah menjadi lebih lembut dibanding sebelum ditahan selama sembilan bulan di Rutan Brimob Kelapa Dua Depok. Penilaian beberapa anggota disampaikan dalam rapat dengar pendapat Panja Pemberantasan Mafia Hukum Komisi III DPR di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu (16/3).
Dalam rapat yang dipimpin Ketua Panja/Wakil Ketua Komisi III Tjatur Sapto Edy, Susno Duadji menjadi narasumber. Ruhut Sitompul dari Fraksi Partai Demokrat mengatakan, Susno kini lebih lembut dibanding dalam pertemuan dengan panja sebelumnya. Namun Ruhut berharap, meski sudah berubah, Susno diharapkan tetap mewujudkan komitmennya untuk memberantas mafia hukum.
Hal senada disampaikan Didi Irawadi yang juga dari Fraksi Partai Demokrat. "Pak Susno tetap harus melanjutkan tekadnya untuk memperbaiki institusi Polri. Tanpa Pak Susno, bagaimana arah pemberantasan mafia hukum dan perpajakan," katanya.
Sedangkan Ahmad Yani (Fraksi PPP) mengatakan, kerugian akibat mafia pajak saja mencapai sedikitnya Rp300 triliun per tahun. "Itu angka konservatif, angka moderatnya bisa lebih besar lagi," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya akan terus mendorong pengungkapan kasus mafia hukum dan mafia pajak seluas-luasnya. "Kita dorong Polri untuk mampu mengusut kasus-kasus itu," katanya.
Martin Hutabarat dari Fraksi Partai Gerindra mendoakan Susno dapat bebas dari segala tuntutan hukum. "Semoga hakim dapat membebaskan Pak Susno dalam keputusannya nanti," katanya.
Dia juga berharap, Susno melanjutkan komitmennya untuk memberantas mafia hukum dan perpajakan. Hal itu sangat penting demi citra Polri di mata publik.
Susno Duadji mengakui dirinya kini lebih lembut dalam bersikap. Perubahan itu mungkin saja karena dia telah 'masuk apa yang ia sebut pesantren' selama sembilan bulan. Namun, menurut Susno, perubahan sikap itu lebih karena latar belakang istrinya. "Istri saya dari Solo," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika