REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO - Pengetahuan mengenai gempa dan tsunami dinilai perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di wilayah Gorontalo, kata pakar geologi dan fisika bumi dari Universitas Negeri Gorontalo, Raghel Yunginger, Rabu (16/3). Menurut dia, fenomena alam yang dianggap menakutkan ini, perlu diintegrasikan pada kurikulum pendidikan di sekolah, mulai tingkat dasar, SMP, SMA, sampai dengan perguruan tinggi.
"Gempa dan tsunami jangan menjadi barang asing bagi warga Gorontalo, tetapi merupakan teman hidup yang mudah dicarikan solusinya dalam meminimalisir bencana alam," ujar pengajar geofisika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UNG ini.
Gorontalo, menurutnya merupakan wilayah yang rawan dengan gempa bumi disertai tsunami, karena letaknya yang berada pada jalur patahan aktif. Provinsi yang baru sepuluh tahun berdiri ini, berada diantara patahan besar Palu-Koro dan Matano di sisi barat dan selatan, palung Sangihe di sisi timur serta patahan Gorontalo di bagian tengah, jalur-jalur aktif ini membelah kota Gorontalo dan Danau Limboto.
Pemerintah daerah, juga diimbau segera melakukan pemetaan daerah-daerah yang tepat berada di atas jalur patahan. "Selain itu, program adaptasi dan mitigasi merupakan solusi dan strategi yang harus segera dikembangkan," katanya.
Dia menambahkan, pengetahuan dan pemahaman tentang geomorfologi Gorontalo, sebaiknya dijadikan pertimbangan dalam penataan ruang agar tidak semrawut.