REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus mendorong Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyalurkan kredit usaha bagi petani. Pasalnya, sampai saat ini para petani lebih memilih untuk meminjam di rentenir.
"Selama ini bank yang memberikan kredit itu sangat terbatas, paling hanya Bank Rakyat Indonesia (BRI),"ujar Ketua Umum Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir, kepada Republika, Rabu (16/3).
Menurutnya, para petani lebih memilih meminjam uang dari rentenir mengingat berbagai kemudahan akses yang diberikan. Para petani tidak perlu meninggalkan pekerjaan untuk mendapatkan utang karena rentenir langsung datang ke rumah. Pencairan uang juga tidak membutuhkan waktu yang lama. Sementara pinjaman melalui bank memakan prosedur yang rumit.
"Meski dari sisi bunga rentenir jauh lebih besar dibandingkan bank, mereka memilih rentenir karena prosedurnya yang praktis. Bunga rentenir itu bisa 2 sampai 4 persen per bulan,sedangkan Kredit Usaha Rakyat yang disalurkan oleh BRI paling hanya 0,6 atau maksimal 1,5 persen per bulan," paparnya.
Sebelumnya Menteri Pertanian Suswono mengatakan perbankan belum serius mendukung penyaluran kredit pertanian. Hal itu terlihat dari sulitnya petani atau peternak memperoleh kredit.
Ia mencontohkan, ketika peternak ingin memperoleh Kredit Usaha Peternakan Sapi (KUPS), secara aturan hewan ternak bisa dijadikan agunan. Namun kenyataannya tidak. "Pada praktiknya susah dilakukan," katanya.