REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Masyarakat Indonesia diminta untuk tidak panik atas dampak yang mungkin disebabkan oleh kejadian tsunami di perairan Tokyo, Jepang. Pasalnya, ada kemungkinan Maluku Utara, Sulawaesi Utara dan Papua akan terkena dampak dari tsunami ini. “Tidak perlu panik, masyarakat tidak perlu panik,” kata Staf Khusus Presiden, Andi Arief, Jumat (11/3).
Lagi pula, menurutnya, dampak dari tsunami Jepang ke Indonesia hanya terhadap wilayah timur dan tidak sampai ke wilayah barat. “Karena beda ya, disini samudera Hindia, disana samudera Pasifik,” ujar Andi.
Apabila tsunami tersebut terjadinya di Xin Jian, Pakistan atau India, ujar dia, tsunami akan berdampak di Samudera Hindia. Sebab, antara samudera Hindia dengan Samudera Pasifik merupakan dua areal gempa yang berbeda, dan Tokyo serta Honsu, tempat terjadinya Tsunami, dekat dengan samudera pasifik. Lagi pula, kalaupun ada tsunami di kawasan timur Indonesia, tingginya kurang lebih 1,5 meter.
Andi Arief juga meyakini bahwa tsunami yang terjadi di Tokyo itu karena kedekatan jarak bumi. “Kan sudah banyak dibilang orang 18 tahun sekali jarak bumi sama, dan hampir semua gempa ini berhubungan dengan astronomi,” ujar dia. Hal ini, biasa disebut gejala supermoon.
Biasanya, pada 19 Maret, bulan akan mendekat ke bumi dalam jarak terdekat dalam 18 tahun terakhir. Dalam kondisi ini, kekacauan akan terjadi seperti badai besar, gempa bumi, gunung berapi dan bencana alam lainnya yang akan terjadi di Bumi.
Seperti diketahui, gempa dahsyat 8,9 skala richter yang terjadi di perairan Tokyo mengakibatkan gelombang tsunami setinggi enam meter yang melanda sejumlah kota di negara tersebut. Selain mengakibatkan tsunami, gempa juga menyebabkan kebakaran di wilayah yang dekat dengan pusat gempa.