Jumat 11 Mar 2011 17:20 WIB

Tifatul: Informasi Wikileaks Soal SBY Tidak Akurat

Menkominfo Tifatul Sembiring
Menkominfo Tifatul Sembiring

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, mengatakan bahwa informasi yang dibocorkan Wikileaks mengenai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diberitakan surat kabar Australia,  Sydney Morning Herald dan  The Age, tidak memiliki tingkat validasi yang akurat.

"Di beberapa negara informasi yang dibocorkan Wikileaks banyak diabaikan dan bahkan dianggap sebagai candaan. Itu ibarat biji kedondong, pantasnya dibuang. Kalau ditelan, tenggorokan akan sakit," kata Menkominfo dalam siaran persnya.

Tifatul juga mengatakan banyak hal yang tidak logis mengenai informasi tersebut. Misalnya dikatakan bahwa Taufiq Kiemas adalah koruptor dan kasusnya diintervensi oleh SBY.

Padahal, katanya, selama ini semua tentu tidak pernah mendengar bahwa yang bersangkutan (Taufiq Kiemas) terjerat kasus korupsi.

"Sebenarnya info Wikileaks tidak terlalu berpengaruh di Indonesia sebab kita adalah negara terbuka yang didukung UU Keterbukaan Informasi Publik. Jadi informasi tersebut tidak 'laku'," kata Tifatul.

Tifatul juga menambahkan bahwa jika di negara tertutup, otoriter dan tidak terbuka, maka hal tersebut baru menjadi persoalan.

Menkominfo Tifatul juga menyayangkan, kalau benar isi kawat diplomatik dari Kedubes Amerika Serikat yang bocor ke seluruh dunia, maka informasi ini masih sangat mentah dan belum jelas kebenarannya, namun sudah dikirim ke sana ke mari.

Dari keterangan diplomat AS, katanya, disebutkan bahwa hal tersebut kadang-kadang bersumber dari obrolan lepas saat pertemuan, candaan, dan rumor yang lalu dimasukkan ke dalam laporan dubes ke Washington.

Mereka tidak melihat proses-proses yang harus dilalui untuk menyebut suatu data dapat disebut sebagai informasi. "Di mana verifikasi, identifikasi, klarifikasi dan validasi informasi tersebut ? Seolah-olah hal ini seperti informasi sampah saja. Masa' informasi seperti itu dikirim dan bocor ke mana-mana. Bagaimana AS menjaga keamanan informasi mereka," kata Tifatul.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement