Rabu 09 Mar 2011 16:17 WIB

Demokrat dan Istana Terus Berbeda Pernyataan Soal Reshuffle, Ada Apa?

Golkar-PKS-Demokrat
Golkar-PKS-Demokrat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Partai Demokrat dari Istana Negara terus memperlihatkan komunikasi politik yang membingungkan soal reshuffle kabinet. Bila Partai Demokrat seakan-akan bernafsu segera mendepak sejumlah menteri, maka Istana Negara menepis kabar itu.

Hal ini terjadi pada pernyataan Ketua DPP Partai Demokrat Ulil Absar Abdallah dan Juru Bicara Komunikasi Politik Presiden, Daniel Sparingga. Keduanya mengeluarkan pernyataan yang bertolak belakang soal reshuffle kabinet, di hari yang sama, Rabu (9/3).

Ulil mengatakan saat ini proses seleksi menteri terkait dengan rencana "reshuffle" kabinet sudah mulai dilakukan.  Ia mengatakan, jumlah menteri dari Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat, serta partai koalisi yang lain akan mengalami perubahan.

Menurut dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedang mencari dan menyeleksi orang-orang yang terbaik untuk menaikkan kembali popularitas pemerintah yang merosot. "Reshufle besar-besaran kemungkinan tidak terjadi tapi yang jelas akan ada pergantian menteri di kabinet dalam jumlah yang cukup banyak dan saya tidak dapat memastikan siapa saja," ujarnya.

Namun pernyataan Ulil dipatahkan oleh Daniel. Ia menegaskan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum membicarakan nama orang dalam komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II karena presiden masih fokus pada penataan koalisi di tingkat partai politik.

"Belum sampai pada pos dan orang," katanya ketika ditemui di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.  Menurut dia, Presiden sampai saat ini baru membangun komunikasi pada tingkat partai politik. Komunikasi dengan pimpinan partai politik itu akan terus dilakukan sampai ada kesepakatan tentang penataan koalisi.

"(komunikasi dengan parpol) masih berlangsung, dan proses itu akan memasuki babak baru, yaitu merumuskan pertimbangan-pertimbangan penting untuk pada akhirnya dipakai sebagai bahan pertimbangan menata koalisi," ujarnya.

Menurut dia, diskusi tentang perombakan kabinet itu sebenarnya adalah akibat jika ada hal-hal tertentu yang terjadi dalam penataan koalisi. Namun, dia kembali menegaskan, sampai saat ini presiden belum pernah membicarakan nama orang dalam susunan kabinet. "Percakapan mengenai orang, sebenarnya sampai hari ini, belum menyentuh membicarakan orang," ucapnya, menegaskan.

Jadi, pernyataan siapa yang benar?

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement