REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pimpinan Partai Demokrat tidak memprovokasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina partai itu untuk melakukan perombakan kabinet.
"Pak Yudhoyono bukan orang yang mudah diprovokasi. Beliau orangnya proporsional dan obyektif," kata Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Saan Mustopa di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, membantah pernyataan Sekjen DPP Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta.
Anis Matta menilai elit Partai Demokrat telah memprovokasi secara berlebihan kepada Presiden Yudhoyono untuk melakukan "reshuffle" kabinet.
Saan Mustofa yang juga Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR juga membantah anggapan yang menyatakan pidato Presiden Yudhoyono Selasa (1/3) hanya untuk menenangkan Partai Demokrat yang terus mendesak Presiden melakukan "reshuffle" kabinet.
Menurut dia, pidato Presiden tidak hanya untuk menenangkan Partai Demokrat tetapi semua partai politik anggota koalisi. "Kami semua menginginkan solusi yang terbaik agar kehidupan kami menjadi contoh yang baik bagi masyarat," kata Saan.
Dalam kondisi seperti ini, kata dia, tidak perlu mencari kambing hitam siapa yang salah tetapi yang utama adalah bagaimana koalisi bisa lebih tertata lagi menjadi lebih baik. "Bagaimana dinamika yang terjadi pada usulan hak angket pajak bisa diambil hikmahnya," kata Saan.
Menurut dia, daripada sibuk berdebat soal siapa yang bakal terkena "reshuffle" kabinet, lebih baik partai politik anggota koalisi mengevaluasi diri masing-masing. "Apa pun keputusan dari Presiden Yudhoyono kami hormati dan dilaksanakan," katanya.