REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Sebanyak tiga oknum polisi yang diduga menjadi pemicu terjadinya aksi penyerangan warga terhadap Mapolsek Kampar, Rabu, (23/2) malam, menjalani pemeriksaan Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Riau.
"Oknum Polsek Kampar itu yang disebut-sebut salah tangkap warga kini menjalani pemeriksaan Propam Polda Riau," kata Kabid Humas Polda Riau AKBP S Pandiangan kepada pers di Pekanbaru, Kamis.
Pandiangan tidak menjelaskan nama ketiga oknum polisi yang sedang menjalani pemeriksaan karena salah tangkap dan melakukan penganiayaan terhadap warga. Mereka, katanya, bisa dikenakan pelanggaran kode etik dan KUHP Pasal 351 itu.
Namun berdasarkan informasi yang dihimpun menyebutkan ketiga oknum yang diperiksa itu masing-masing Kanit Reskrim Polsek Kampar Iptu Ade Chandra serta kedua anggotanya yakni Bripda Ade Mailan dan Briptu Fadlan.
Meski demikan, Pandiangan mengatakan, para oknum polisi itu diperiksa untuk dimintai keterangan seputar salah tangkap terhadap seorang warga bernama Zulkifli (45) dan aksi pemukulan terhadap warga itu.
"Belum banyak keterangan yang bisa saya berikan, dan itu saja dulu. Karena kasus ini sendiri masih didalami oleh tim yang sudah dibentuk untuk menemukan fakta di lapangan," katanya.
Sebelumnya Kapolda Riau Brigjen Pol Suedi Husain mengatakan insiden penyerangan warga ke kantor Polsek Kampar, Kabupaten Kampar, Rabu, diduga akibat personelnya salah menangkap warga dalam kasus judi togel.
"Kami akan memproses dan menindak tegas apabila terbukti ada personel melakukan kesalahan," kata Suedi Husain saat meninjau Polsek Kampar.
Pada Rabu, (23/2) pukul 15.30 WIB, ketiga oknum polisi itu dilaporkan telah menangkap Zulkifli dari warungnya di Pasar Air Tiris dengan tuduhan penjual narkoba dan judi sie jie (togel) dan sempat mengalami penyiksaan saat penangkapan di depan umum.
Zulkifli kemudian dibawa ke Mapolsek Kampar menjalani pemeriksaan, namun polisi tidak menemukan bukti sehingga beliau dibebaskan dengan kondisi hidung dan mulut berdarah serta luka memar yang membuat keluarga melarikannya ke rumah sakit setempat.
Kabar salah tangkap dan penyiksaan itu meluas dan massa mulai berdatangan ke Mapolsek Kampar meminta tanggung jawab oknum polisi yang melakukan perbuatan itu.
Namun karena tak digubris maka kemarahan warga memuncak sehingga terjadi aksi penyerangan yang berujung anarkis terhadap Mapolsek Kampar pada malam harinya.