Kamis 10 Feb 2011 18:20 WIB

Pemerintah Bisa Bubarkan Ormas Islam yang Terlibat

Rep: bowo pribadi/ Red: Krisman Purwoko
Polisi berlindung dari lemparan masa di depan PN Temanggung saat terjadi kerusuhan pada sidang vonis kasus penistaan agama, Selasa (8/2).
Foto: Antara
Polisi berlindung dari lemparan masa di depan PN Temanggung saat terjadi kerusuhan pada sidang vonis kasus penistaan agama, Selasa (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID,TEMANGGUNG--Direktur Kewaspadaan Nasional Kesbangpolinmas Kementrian Dalam Negeri, Widiyanto menegaskan, ormas Islam yang diduga berada di balik kerusuhan Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (8/2), terancam dibubarkan.

Menurut Widiyanto, meski penyelidikan oleh aparat kepolisian masih terus dilakukan. Hasil identifikasi dan bukti-bukti mengarah pada keterlibatan ormas Islam tersebut. “Kalau jelas itu, nantinya kedua ormas tersebut pasti akan dibubarkan,” ungkapnya saat melakukan pertemuan dengan jajaran Muspida Pemkab Temanggung, di kantor Sekda setempat, Kamis (10/2).

Menurutnya, kasus kerusuhan di Temanggung terjadi karena direkayasa. Ada aktor yang mendalangi kejadian itu. “Motifnya, antara lain untuk mengacaukan negara. Namun mungkin bisa pengalihan isu,” imbuh Widiyanto.

Menanggapi hal ini, Gerakan Pemuda Ka’bah Temanggung menolak rencana pemerintah yang akan membubarkan ormas Islam yang dituding berada di balik aksi amuk massa di temanggung ini.

Ketua Gerakan Pemuda Ka’bah Temanggung, Farid Ibrahim yang melakukan perbuatan anarkis bukanlah organisasi maupun kebijakan-kebijakannya. Namun yang melakukan aksi anarkisme itu biasanya oknum-oknumnya. “Karena sangat terkait dengan oknumnya, maka organisasinya tak bisa ‘digebyah uyah’ lalu dibubarkan.

Ia juga mengakui bahwa Gerakan Pemuda Ka'bah Temanggung adalah salah satu organisasi yang aktif melakukan aksi unjuk rasa selama dalam persidangan kasus penistaan agama di Pengadilan Negeri Temanggung. Selama aksi, organisasi yang dibawah komandonya selalu bisa tertib dan tak berbuat anarkis pada sidang putusan terhadap terdakwa Antonius Richmond Bawengan.

“Menurut saya, jika saat ini pemerintah menggulirkan soal kebijakan pembubaran ormas yang anarkis maka itu terlalu didramatisir. Sebab, kerusuhan di Temanggung dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab,” tegasnya.

Ia juga mengakui banyak juga anggota Polri yang melakukan perbuatan anarkis. “Jika tidak bisa membedakan mana oknum dan mana kebijakan organisasi maka institusi kepolisian juga patut dibubarkan,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement