Rabu 09 Feb 2011 16:50 WIB

16 Mahasiswa Indonesia Jadi Duta Wisata ASEAN

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Djibril Muhammad
ASEAN
ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Dua mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memperoleh kesempatan menjadi duta wisata Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN. Dua mahasiswa terpilih tersebut adalah Retno Palupi dan Abdul Rasyid Harman, dari Jurusan Bahasa Inggris.

Kepala Humas UMM, Nasrullah, mengatakan bahwa mereka telah lolos seleksi pada Januari dan segera mengikuti pelatihan di Yogyakarta pekan depan. Selain dari UMM, perwakilan Indonesia juga berasal dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Indonesia (UI).

"Bersama 14 mahasiswa Indonesia, dua mahasiswa UMM itu akan dikirim ke Malaysia bulan depan untuk mengikuti rangkaian kegiatan sebagai Tourism Youth Ambassador," kata Nasrullah dalam rilis yang diterima Republika, Rabu (9/2).

Sedangkan, Retno Palupi mengatakan sebelum ke Malaysia, dirinya sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menampilkan kesenian dan pengetahuan mengenai wisata tempat tinggalnya di Banyuwangi, maupun Indonesia secara umum. "Kebetulan saya pernah tinggal di Bali dan bertetangga dengan orang asing sehingga terbiasa bersdiskusi tentang wisata, jadi gak ada masalah soal wawasan wisata," kata Retno.

Rencananya, bersama duta wisata dari kampus lain, di Malaysia nanti Retno dan kawan-kawan akan menampilkan kesenian Indonesia dan presentasi mengenai budaya. Tari Saman menjadi kesenian yang diandalkan akan ditampilkan di Kuala Lumpur. "Kami akan latihan nanti di Yogyakarta," lanjut Retno.

Retno menceritakan agenda yang akan dilalui selama di Malaysia. Antara lain mengunjungi University Putrajaya, mengikuti kuliah wisata, serta menemui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur. Bersama Asean Youth Frienship Network, Retno juga akan berdiskusi dengan peserta dari negara lain.

"Nanti ada yang dari Vietnam, Thailand dan tuan rumah Malaysia. Sebagian besar mereka dari kalangan mahasiswa," terang Retno.

Lebih lanjut, Retno menjelaskan para peserta dituntut kemampuan speech dan jurnalistik yang bagus, selain menguasai tema pariwisata. Beruntung selama menjadi mahasiswa UMM, Retno beberapa kali menjadi kontributor majalah berbahasa Inggris terbitan UMM, Reform. "Saya banyak belajar dari pengalaman menulis opini dalam bahasa Inggris di Reform," jelas Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement