REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo mengatakan, terdapat 15 orang jemaah Ahmadiyah yang datang dari Bekasi menuju ke Cikeusik, Pandeglang sebelum terjadi bentrokan. Massa itu datang untuk mengamankan rumah Ismail Suparman, salah seorang pimpinan Ahmadiyah di Cikeusik. Massa dari Bekasi ini menganggap rumah Ismail sebagai inventaris Ahmadiyah, sehingga harus dilindungi dari warga.
Timur mengatakan, awalnya polisi menerima informasi bahwa pada 3 Februari 2011 ada kegiatan Ahmadiyah dengan pimpinan Ismail Suparman di Cikeusik, Pandeglang. Masyarakat tidak terima dengan kegiatan Ahmadiyah ini dan berniat melakukan penertiban. Seperti diketahui, Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri melarang Ahmadiyah untuk melakukan kegiatan.
"Melihat permasalahan seperti tadi akhirnya kami memutuskan untuk mengevakuasi Ismail Suparman ini supaya tidak diserang warga pada 5 Februari 2011 jam 12.00 WIB," kata Timur di Kantor Kemenko Polhukam, Ahad (6/2). Timur menegaskan bahwa upaya evakuasi itu meruapakan salah satu upaya Polri dalam mencegah bentrokan Ahmadiyah dengan masyarakat.
Namun, Timur menambahkan, pada 6 Februari 2011pada pukul 07.00 WIB ada 15 orang dari Bekasi yang dipimpin Deden datang ke rumah Ismail Suparman yang sudah dalam kondisi kosong. "Mengaku dari Ahmadiyah pusat, datang ke rumah Ismail Suparman yang dalam kondisi kosong. Rumah itu dinyatakan inventaris Ahmadiyah," kata Timur.
Dia mengatakan, massa dari Bekasi ini menyatakan bahwa rumah Ismail Suparman harus dipertahankan. Polisi sudah mengimbau agar massa mau dievakuasi, namun mereka tidak mau. Akhirnya, datang 1.500 ribu warga yang melakukan pelanggaran hukum. Timur memastikan masyarakat itu merupakan warga Cikeusik, tidak berasal dari daerah lain. "Berdasarkan laporan, semuanya warga Cikeusik," ujar Timur.
Dia menegaskan, insiden itu tidak ada kaitannya dengan Imam Samudera yang berasal dari Malimping, Lebak. "Sampai sekarang tidak ada kaitan dengan Imam Samudera," katanya. Lagi pula, lanjut Timur, Lebak dan Pandeglang secara geografis berjauhan. Timur menambahkan, polisi mengusut insiden ini dan membawa pelakunya untuk menjalani proses hukum.