REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kloter pertama evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Mesir, akan tiba di Jakarta Rabu (2/2) sekitar Pk 10.00 WIB. Rencananya, proses evakuasi ini akan mendarat di Bandara Soekarno Hatta.
Hal tersebut dikatakan Ketua Satuan Tugas Evakuasi Warga Indonesia di Mesir Hasan Wirajuda. Ia mengungkapkan bahwa pesawat Garuda Indonesia kloter pertama yang akan mengevakuasi WNI di Mesir itu, kini sudah mendapatkan izin.
Apabila sesuai rencana, kloter pertama itu akan meninggalkan Kairo menuju Jakarta malam ini waktu Kairo. "Pesawat Garuda akan meninggalkan Kairo menuju Jakarta Pk 20.00 waktu Kairo atau Pk 01.00 waktu Jakarta," kata Hasan Wirajuda di Binagraha, Istana Kepresidenan, Jakarta, (1/2). Karenanya, diperkirakan, pesawat ini akan tiba di Jakarta pada Rabu pagi, Pk 10.00 WIB.
Namun demikian, saat ini, pesawat masih berada di Jeddah, Arab Saudi. Baru pada sore hari waktu Jeddah, pesawat akan terbang ke Kairo. "Saat ini kru Garuda sedang istirahat. Administrasi keberangkatan airport sudah selesai,” katanya.
Pesawat Garuda itu, kata dia, dirancang meninggalkan Jeddah ke Kairo sekitar pukul 04.00 waktu Jeddah dan tiba sekitar pukul 05.00 waktu Kairo, setelah memperhitungkan adanya perbedaan waktu. Selain mendapatkan izin mendarat, pesawat Garuda juga sudah mendapat kepastian untuk melakukan pengisian bahan bakar di Kairo. Diharapkan pesawat tidak menunggu terlalu lama di Kairo.
Kedutaaan Besar RI di Kairo saat ini sedang sibuk melakukan proses pengumpulan evakuasi warga.
Hasan juga menjelaskan, dubes Indonesia untuk Mesir sudah menyatakan optimistis bahwa setibanya Garuda di Kairo tidak memerlukan waktu yang lama. “Sehingga diperkirakan akan mengangkut 400 warga yang dievakuasi, insyaallah bisa berjalan dengan lancar,” tuturnya.
Dari seluruh warga itu, menurut dia, juga sudah diprioritaskan. Dari 6,149 warga kita yang berada di mesir, evakuasi diprioritaskan untuk kaum wanita dan anak-anak. “Dubes juga sudah mengingatkan saya, anak kecil kan tidak perlu seat sendiri, bisa sama ibu-nya,” kata dia.
Dengan kata lain, jumlahnya itu tidak harus persis 400 orang warga. “Saya kira dengan perkembangan situasi krisis yang belum menentu, bahkan hari ini diperkirakan akan ada gelombang demonstran, dalam jumlah besar akan mogok masal. (yang dievakuasi) akan lebih besar dari sebelumnnya. Diperkirakan 1 juta orang,” tutupnya.