Sabtu 29 Jan 2011 12:44 WIB

Terlalu Lama Terendam di Laut, 32 KorbanFeri Terbakar Alami Infeksi Paru

Seorang penumpang kapal roro Lautan Teduh dipijat karena salah urat setelah terjun dari kapal yang terbakar di Selat Sunda, Merak, Banten, Jumat (28/1).
Foto: Antara
Seorang penumpang kapal roro Lautan Teduh dipijat karena salah urat setelah terjun dari kapal yang terbakar di Selat Sunda, Merak, Banten, Jumat (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON - Sebanyak 32 korban terbakar Kapal Ferry KMP Laut Teduh II hingga kini masih menjalani perawatan di rumah sakit swasta dan daerah Kota Cilegon.

Para korban umumnya mengalami aspira pneumonia infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit. "Kalau di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon, saat ini tercatat 28 orang masih dalam perawatan inap karena mereka mengalami Aspira Pneumonia," kata salah seorang dokter Unit Gawat Darurat (UGD), dr Sugianto, Sabtu.

Ia menjelaskan para pasien yang mengalami aspira pneumonia itu diduga telah menghirup udara tercemar polusi zat kimia. "Resiko tinggi adalah terjadi iritasi dan menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus," katanya.

Para pasien ini datang dan sakit dikarenakan selama berjam-jam mengapung di perairan laut yang tak jauh dari industri, dan kemungkinan mereka ini telah menghirup dan tertelan air yang sudah tercemar zat kimia, katanya. Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia katanya, tergantung dari tingkat keparahan gejala yang timbul dan type dari penyebab Pneumonia itu sendiri.

"Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri maupun virus akan diberikan pengobatan antibiotik," katanya.

Menurut dia, penderita paru-paru tentu pengobatannya harus benar-benar komplit sampai tidak adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray. Apabila dari hasil pemeriksaan nanti tidak menampakkan sputum atau bakteri Pneumonia kemungkinan besar bisa sembuh. "Saya berharap mereka bisa sembuh total karena pengobatan harus dilakukan perawatan inap," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement