Selasa 25 Jan 2011 09:48 WIB
Pro-Kontra

Isu UFO 99 Persen Bohong

Rep: Rosyid Nurul Hakim/ Red: Johar Arif
Gambar yang diduga bekas jejak UFO di Sleman
Foto: Antara/Regina Safri
Gambar yang diduga bekas jejak UFO di Sleman

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN – Warga Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad, dibuat geger dengan munculnya jejak aneh di persawahan di Dusun Kracakan, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah. Jejak membentuk pola rapi yang disebut crop circle ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru di luar negeri. Kemunculannya kerap menjadi spekulasi terkait benda asing atau UFO. Apa yang menyebabkan fenomena ini? Berikut wawancara Republika dengan peneliti Kelompok Kajian Astronomi ITB, Moedji Raharto:

Fenomena UFO crop circle di Amerika, kini muncul pada sebuah bidang sawah di Sleman?

Yang diduga orang itu hasil dari kunjungan makhluk ruang angkasa, sebenarnya akibat fenomena alam di sekeliling kita. Bisa dari atmosfer, angin kencang, atau hujan. Barangkali hal yang lain ikut membentuk. Sebab, bagi para astronom, atau di dunia astronomi, UFO adalah  unidentified flying object (benda terbang tak dikenal). Kalau Extra-Terrestrial Intelligence (ETI) – makhluk yang membawa atau mengendalikan UFO, Red -- berkunjung ke Bumi, atau terlalu sering ke Bumi, itu tidak mungkin.

Pola atau corak crop circle di Sleman itu tampak simetris dan sangat rapi. Apakah mungkin itu dibentuk oleh fenomena alam?

Selalu di alam ini bisa ada yang memungkinkan. Apalagi kalau, misalnya, struktur tanah disekelilingnya sama, kandungan materinya sama, mungkin bisa saja itu terjadi.

Sebab, secara logika, kunjungan makhluk ruang angkasa tidak semudah yang dipikirkan. Orang-orang di bumi pernah melakukan suatu survei CETI (Communication Extra-Terrestrial Intelligence) selama puluhan tahun, tapi tidak bisa menemukan apa-apa, hasilnya nol besar.

Kita terus mengevaluasi kembali apa penyebabnya. Kemudian jika memang ada makhluk ruang angkasa yang melakukan penerbangan, dia seharusnya melakukan komunikasi, membangun komunikasi yang hebat.

Jika corak di Sleman disebabkan oleh alam, bagaimana cara untuk membuktikannya, karena berhembus kabar corak itu muncul hanya dalam semalam?

Kita cari kenapa. Apakah yakin satu malam terjadinya? Data itu perlu dikonfirmasi dan digali lebih cermat lagi. Misal, sebelumnya ada apa, cuacanya seperti apa? Data lebih detail dan lebih konkret, dulu seperti apa, kebiasaan yang terjadi seperti apa? Cari di google map, apakah di atas situ dulu ada dalam semalam, atau sudah ada sebelumnya?

Di Lembaga Penerbangan dan Antaraksa Nasional (Lapan) barangkali masih punya timnya untuk meneliti seperti itu. Tapi kalau kami sendiri tidak punya ukurannya. Kita belum pernah menangani kasus seperti itu. Mungkin kalau itu sesuatu yang menarik dan akan diabadikan di sana, lakukan police line, tidak boleh diapa-apain, suatu saat diteliti.

Apa parameter untuk melihat corak atau penampakan UFO itu benar-benar dari makhluk ruang angkasa?

Pengalaman kita adalah planet Bumi ini. Sekarang kita ingin menerbangkan pesawat ke planet Pluto, itu kan jauh, harus menggunakan nuklir, uranium, tidak hanya tenaga surya. Itu juga merupakan penerbangan yang berbahaya, effort-nya sangat besar sekali. Sesuai dengan pengetahuan kita, kalau dia (UFO) datang ke Bumi, seharusnya bisa dilihat sisa-sisa nuklirnya. 

 

Selama ini penampakan UFO bisa dari gambarnya saja, atau orang yang mengaku pernah melihat UFO dan sebagainya. Jadi, masih dari interpretasi, dicampur perasaan, dan halusinasi manusia. Sebagian besar itu yang ditemukan. Tapi bukan berarti kita mengesampingkan, bisa saja kalau nanti ada yang benarnya terjadi.

Dalam pengamatan Anda sendiri, sudah berapa banyak fenomena UFO terjadi di Indonesia?

Banyak. Di Bandung ada, terus ada yang menulis buku tentang itu. Tapi tidak ada sesuatu yang meyakinkan, secara ilmah tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Bagaimana sebenarnya teori tentang UFO ini?

UFO itu unidentified flying object, objek yang tidak terindentifikasi. Beda dengan pesawat yang terbang jauh,  kita tahu itu pesawat, layang layang kita tahu itu layang-layang.

UFO (dilukiskan) kayak pesawat, tapi enggak kayak biasanya. Kalau pun benda itu mendarat, engga bisa sembarang, pasti ada semacam shock juga. Seperti pendaratan challenger, tidak mudah. Ruang angkasa ini hukum alamnya sama, dan bisa mengenai semua orang, baik makhluk ruang angkasa atau kita sendiri. Tidak sembarang mendarat.

Bagaimana membuktikan apakah makhluk ruang angkasa benar-benar sudah kontak dengan Bumi?

Belum ada satu kajian yang mendalam. Yang jelas, dia berasal dari satu tempat yang jauh, pasti  membawa bekal yang banyak. Bekal itu seharusnya sebagian tertinggal atau sisa-sisanya pasti ada. Tapi tergantung, itu gampang di-trace atau tidak. Misalnya, mereka harus pakai pelindung.

Jadi, bagaimana sebenarnya peneliti melihat tentang ada atau tidaknya makhluk ruang angkasa?

Idenya bahwa di tempat lain banyak sekali material yang kemungkinan mirip dengan kehidupan manusia. Banyak planet baru di sekitar bintang-bintang dan benda seperti matahari sebagai energi. Kalau biosfer Bumi itu hangat, tumbuhan bisa tumbuh, air bisa cair, mengalir tidak dalam gas dan debu, lalu ada energi matahari.

Jadi, syarat untuk bisa memunculkan kemungkinan itu itu banyak sekali. Kemungkinan mereka (planet lain) juga bisa menjadi sesuatu tempat tumbuh dan berkembangnya kehidupan, berintelegensia tinggi. Kalau manusia kan sudah ribuan tahun berkembang. Kita memang mencari dan memikirkan banyak hal. Tapi ini tentunya wallahu’alam.

Bintang-bintang mirip matahari itu banyak, dan planet planet yang lain. Kita tidak menampikkan ada makhluk di luar angkasa. Tapi, apakah mereka bisa menyebarluaskan kehidupan, berkembang biak di seluruh galaksi ini? Mungkin saja asalnya dari planet mana, lalu berjelajah ke bintang lain, berkembang biak, tapi saya tidak tahu.

Tidak semudah itu untuk melakukan hal tersebut. Kalau itu jalan yang mudah, pasti sudah banyak ditemukan makhluk ruang angkasa.

Kalau berdasarkan rasa keingintahuan Anda sendiri, bagaimana melihat fenomena UFO?

Sampai saat ini saya belum pernah menemukan. Tahun 1970-an ada profesor, Kepala Intelejen UFO Amerika, pernah datang ke Bosscha (Obsevatorium Bosscha di Bandung, Red), memberikan ceramah. Lebih dari 90 persen atau bahkan 99 persen, banyak yang bohong.

Dalam laporan itu dibilang, karena manusia mengharapkan ketemu dengan makhluk ruang angkasa, dia membuat gambar sendiri, halusinasi sendiri, hasil pemotretan sendiri. Karena itu mereka (intelejen UFO) akhirnya dibubarkan juga, karena hanya melayani rumors saja.

Secara akademis orang mencoba meneliti yang lebih rasional. Ada planet di sekitar kita -- bagaimana teknologi kita mendekati itu, menemukan planet yang ada di sana -- untuk meyakinkan bahwa pikiran kita on the right track. Mencari ETI itu bisa, tapi jangka waktunya sama. ed: asep nur zaman

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement