REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN--Wakil Ketua MPR, Ahmad Farhan Hamid, mengatakan menjaga nasionalisme di Indonesia itu tidak gampang. Ia menggambarkan bagaimana 'labilnya' nasionalisme Indonesia saat jelang final Piala AFF 2010.
Di pertengahan Desember 2010 semua pihak menyuarakan bahwa rasa nasionalisme di Tanah Air sedang "menggelora" karena kebanggannya terhadap kesuksesan awal timnas. Bahkan, Ahmad Farhan Hamid yang kala itu sedang berada di Pakistan mengaku mendapatkan berbagai pesan singkat (SMS) mengenai eforia timnas tersebut.
"Saat itu, semua bangga dan merasakan eforia yang luar biasa," kata dia, Jumat (14/1). Namun, satu minggu kemudian rasa nasionalisme itu pudar dan berubah menjadi sinisme karena timnas gagal menjadi juara Piala AFF.
"Ternyata memang tidak mudah menjaga nasionalisme," kata Ahmad Farhan Hamid yang juga mantan Dosen Universitas Syah Kuala, Banda Aceh itu.
Meski tidak mudah, kata Ahmad Farhan, tetapi Indonesia termasuk bangsa yang sukses menjaganya sejak merdeka tahun 1945. Hal itu dibuktikan dengan masih utuhnya Indonesia dalam NKRI meski merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki penduduk sekitar 237 juta dan 376 bahasa daerah.
Meski rakyat Indonesia tersebar di berbagai pulau yang melintang dari Aceh hingga Papua, tetapi hampir tidak ada permasalahan berarti yang dapat mengganggu kesatuan bangsa.
"Uniknya, kita tidak pernah ribut. Menjaga nasionalisme itu sulit dan prestasi besar jika mampu melakukannya," kata dia.