Selasa 11 Jan 2011 10:02 WIB

Gelombang Tinggi, Indonesia Ferry Hentikan Pelayaran di NTT

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Indonesia Feryy Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menghentikan sementara pelayaran ke semua lintasan di provinsi kepulauan itu menyusul cuaca tidak bersahabat di wilayah perairan tersebut.

Keputusan menutup semua lintasan penyeberangan itu dilakukan setelah pihaknya melakukan koordinasi dengan Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) untuk mengetahui perkembangan cuaca di wilayah perairan NTT, kata Manajer Operasi PT Indonesia Ferry Cabang Kupang, Arnol Yansen, di Kupang, Senin.

"Semua lintasan pelayaran Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Feri sementara ini ditutup hingga 13 Januari," kata Arnol Yansen terkait perkembangan pelayaran KMP Feri di wilayah itu menyusul hujan deras yang terus mengguyur wilayah itu selama beberapa hari terakhir.

Menurut Arnol, gelombang laut yang berpotensi tinggi terjadi di Selat Rote dan Laut Sawu selama beberapa hari ke depan, bahkan hampir seluruh perairan di NTT mengalami kondisi yang sama sehingga mereka menutup pelayaran kapal Feri.

"Sesuai informasi, cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tinggi gelombang mencapai 4-5 meter di sejumlah perairan yang selalu dilewati armada kami sehingga kami menutup pelayaran untuk sementara hingga cuaca benar-benar normal kembali," kata Arnol.

Dia mengatakan, penutupan pelayaran sementara itu sudah dipikirkan terutama keselamatan pelayaran sebab cuaca di laut selama ini selalu berubah-ubah dalam waktu yang cukup singkat.

Dia menjelaskan, rata-rata tinggi gelombang bisa mencapai empat meter seperti di Selat Rote dan Laut Sawu sehingga rekomendasi dari BMKG sebagai peringatan dini karena tinggi gelombang laut bisa mencapai 4-5 meter.

Dia memperkirakan pelayaran baru bisa kembali normal tiga sampai empat hari kedepan, namun pihaknya terus memantau kondisi di perairan sebab sewaktu-waktu tinggi gelombang bisa bervariasi.

"Para nahkoda sendiri menyampaikan bahwa tinggi gelombang selalu bervariasi antara satu hari dan hari berikutnya. Tapi kami tetap koordinasi dengan BMKG agar mengetahui jelas data tinggi gelombang," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement