REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul, sangat pesimis Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mampu lolos jika parliamentary threshold disepakati minimal 5 persen dari sekarang 2,5 persen.
Gus Ipul menjelaskan, jika pada pemilu 1999 perolehan suara PKB mencapai 12,61 persen, pemilu 2004 sebesar 10,57 persen, dan pemilu 2009 hanya 6,43 persen. Karena itu, jika sampai ketetapan anggota DPR menyetujui ambang batas kursi partai politik di parlemen minimal 5 persen, PKB bisa terpental.
“Melihat kondisi sekarang. Sulit PKB bisa bertahan setidaknya meraih suara 5 persen,” ujar Gus Ipul di Surabaya, Rabu (5/1).
Menurut Gus Ipul, PKB harus melakukan rekonsiliasi antara tiga pihak yang bertikai, meliputi Muhaimin Iskandar, Lily Wahid, dan Yenny Wahid, ditambah Khoirul Anam, selaku Ketua Umum PKNU, yang notabene sempalan PKB. Semua pihak yang bertikai harus bisa menahan diri dan menghilangkan ego agar kekuatan PKB bisa kembali utuh. Sehingga nantinya bisa disegani partai lain.
“Pihak-pihak yang punya sejarah dengan PKB harus duduk bersama agar perolehan suara di pemilu nanti bisa naik dan suaranya tak terpecah-pecah. Jika tidak, PKB bisa tidak lolos (meraih kursi parlemen),” katanya.
Gus Ipul melanjutkan, yang paling dirugikan akibat munculnya kubu-kubuan di PKB adalah warga NU. Ditambah munculnya PKNU, sambung Gus Ipul, mereka tidak lagi punya saluran partai yang bisa menyuarakan aspirasi warga NU akibat para panutannya memiliki kepengurusan PKB yang berbeda.
Peran PBNU, kata Gus Ipul, melalui Ketua Umum, Said Aqil Siradj sudah pernah mencoba melakukan pendekatan kepada semua pihak yang bertikai dalam PKB agar terjadi islah. “Itu tidak gampang, butuh waktu. Tapi, PBNU sudah berusaha agar PKB kembali utuh,” jelas Gus Ipul.