REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan bahwa kementerian yang dipimpinnya bukan "sarang" korupsi, karena jajarannya telah bekerja bersih. Penegasan tersebut disampaikannya di hadapan para peserta Rapat Kerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Riau, Selasa malam.
Raker yang dihadiri Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Gubernur Riau H. Rusli Zainal, Kepala Kantor Kemenag Riau Drs. H. Asyari Nur SH MH tersebut dirangkaikan juga dengan peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-65.
Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, ada yang pihak yang menuduh Kemenag sarang korupsi. Pernyataan tak berdasar itu harus diwaspadai karena memang jajaran kementerian memberikan jawaban dengan kerja bersih.
Karena itu, ia minta jajaran kementerian agama di daerah ini dapat bekerja bersih, bekerja sesuai dengan koridor dan aturan yang berlaku. Kendati demikian ia berharap seluruh jajaran di Kementerian Agama Riau dapat memahami reformasi birokrasi dan mengimplementasikannya dengan benar. Termasuk tata kelola pemerintahan yang baik.
Esensi reformasi birokrasi, kata Menag, menjalankan pemerintahan sesuai koridor, transparan, akuntabeldan berdasarkan aturan yang berlaku. Biasanya, masyarakat menilai birokrasi berkaitan erat dengan pelayanan. Menurut Suryadharma Ali, birokrasi pemerintahan dipahami sebagai sesuatu yang mudah menjadi sulit.
Kalau ada pelayanan mudah, dibuat sulit. Kalau pelayanan singkat, dibuat panjang dengan sejumlah rekomendasi. Biaya murah menjadi mahal. "Ini tak boleh terus berlangsung," katanya.
Kerja keras, kerja cerdas dan ikhlas harus dilandasi dengan hati bersih, kata Menag lagi.
Untuk ini ia mengharapkan jajaran kementerian agama di Riau dapat meningkatkan disiplin. Jika datang ke kantor tepat waktu, tak banyak baca koran dan membuang waktu. Demikian juga dalam melaksanakan tugas monitoring, unsur efesiensi harus dikedepankan tanpa mengabaikan unsur objektivitas. Jangan melulu rapat koordinasi diperbanyak yang akhirnya menyedot dana besar.
Ke depan, pada 2011 ini, katanya, Kementerian Agama bekerja harus berorientasi pada hasil dan memberi manfaat. Bermanfaat pada peningkatan kualitas pendidikan, kerukunan beragama antarumat.
Terkait dengan efesiensi, ia mengimbau kepada jajarannya untuk menghentikan cemooh kepada bangsa sendiri. Fenomena itu muncul terkait dengan adanya pegawai Kementerian Agama pergi seminar ke luar negeri. Ketika kembali ke tanah air bukan upaya perbaikan kondisi di negeri sendiri, tetapi mencela. "Di sana begini, di sini malah jelek," kata Suryadharma Ali.