REPUBLIKA.CO.ID, PADANG-- Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Fahri Hamzah, menyatakan, seluruh lembaga permasyarakatan di Indonesia seharusnya menjadi pusat rehabilitasi bagi para tahanan dan narapidana.
"Lembaga permasyarakatan (lapas) yang ada di Indonesia seharusnya sebagai pusat rehabilitasi bagi para tahanan dan narapidana," kata Fahri Hamzah saat kunjungan kerja masa reses ke Padang, Provinsi Sumatera Barat, Selasa (21/12).
Menurut dia, masih banyak lapas yang ada di Indonesia belum berfungsi sebagai pusat rehabilitasi bagi para tahanan dan narapidana. "Kita sangat mengkhwatirkan lapas yang ada di Indonesia ini sebagai tempat bagi para tahanan dan narapidana untuk belajar kejahatan
Dia juga mengatakan, penghuni lapas di Indonesia banyak mengalami kelebihan kapasitas (over capacity) dalam satu kamar atau sel tahanan. Ini dapat dilihat pada LP Muara Kelas II.A Padang, lanjut Fahri Hamzah, untuk daya tampung saja 250 orang, namun saat ini lebih dari para penghuni 620 orang.
Sementara itu anggota Komisi III DPR RI Nudirman Munir mengatakan, sejumlah lapas yang ada di Indonesia harus memasang kamera pemantau tersembunyi (CCTV) di setiap blok. "Sudah sepantasnya LP yang ada di Indonesia memasang kamera tersembunyi, setiap blok atau kamar yang dihuni para tahanan dan Napi," katanya.
Menurutnya, hal dilakukan untuk dapat mengawasi ruang gerak para tahanan dan napi di setiap blok yang ada di LP tersebut. Dia menambahkan, di samping itu petugas dinilai lalai dalam menjalankan tugas ketika tahanan kabur juga harus diberikan sangsi yang tegas.
"Efek jera bagi petugas dinilai lalai dalam menjalankan tugasnya ketika tahanan kabur dari sel maupun blok," katanya.