REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI--Satuan Pelaksana (Satlak) Penanganan Bencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, mencatat sedikitnya 307 rumah rusak akibat angin puting beliung yang terjadi di kabupaten setempat, Rabu (15/12) sore.
"Rumah warga yang rusak akibat angin puting beliung tercatat sebanyak 307 rumah, namun kami masih memerlukan pendataan rumah yang rusak berat dan ringan," kata juru bicara Satlak Penanganan Bencana Banyuwangi, Isa Anshori, saat dihubungi, Kamis (16/12).
Angin puting beliung melanda enam kecamatan di Kabupaten Banyuwangi yakni Kecamatan Sempu, Srono, Cluring, Muncar, Genteng, dan Gambiran. Dua orang meninggal dunia karena tertimpa pohon tumbang saat terjadi angin puting beliung, mereka adalah Sukirman (55) warga Kecamatan Sempu dan Siti Markamah (40) warga Kecamatan Muncar.
"Hingga hari ini, kami masih melakukan pendataan terhadap rumah yang rusak dan fasilitas umum yang juga rusak akibat angin puting beliung yang terjadi sekitar 20 menit itu," paparnya.
Menurut dia, angin puting beliung juga menyebabkan kerusakan sebuah sekolah dasar (SD), mushalla, 20 tiang listrik dan pohon tumbang di beberapa desa yang tersebar di enam kecamatan setempat.
"Listrik di enam kecamatan yang dilanda angin puting beliung masih padam, sehingga kami mengirimkan bantuan tiga genset untuk membantu penerangan di desa yang listriknya padam," tuturnya menjelaskan.
Pemkab Banyuwangi, lanjut dia, sudah mendistribusikan ratusan dus mie instan kepada korban bencana angin puting beliung. "Satlak akan memberikan santunan kepada korban yang meninggal dunia dan korban yang rumahnya rusak parah. Sedangkan rumah warga yang rusak ringan segera diperbaiki dengan gotong royong," katanya.
Pihak Satlak Penanganan Bencana Banyuwangi belum bisa menghitung total kerugian material akibat angin puting beliung yang melanda enam kecamatan tersebut karena petugas masih melakukan pendataan.
Sementara menurut Komando Distrik Militer (Kodim) 0825 Banyuwangi, sebanyak 310 rumah rusak, dengan rincian sebanyak 44 rumah rusak berat dan 266 rumah rusak ringan. Kerusakan tersebut terjadi di 18 desa yang tersebar di enam kecamatan.