REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Walau kerap berbenturan pandangan di dewan, Fraksi Demokrat tetap puas dengan kinerja koalisi di DPR. Perbedaan pandangan masih dianggap wajar sebagai realita demokrasi.
Selain kepuasan pada koalisi, Fraksi Demokrat juga puas pada kinerja anggotanya di legislatif. Angka kehadiran dan keaktifan anggota yang tinggi menjadi dasar kepuasan Fraksi yang mengusung jargon nasionalis religius itu.
Hal ini terungkap dalam evaluasi akhir tahun Fraksi Demokrat yang digelar di Gedung DPR, Kamis (16/12). Agenda evaluasi yang dilakukan sebagai pertanggungjawaban kepada masyarakat itu turut dihadiri oleh sejumlah petinggi dan anggota Fraksi. Ketua DPR sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Alie pun hadir untuk menerima pertanggungkawaban fraksi.
Marzuki mengapresiasi langkah Fraksi Demokrat yang telah melakukan pertanggungjawaban publik. "Ini adalah hal yang baik. Dan Fraksi Demokrat telah membuat laporan degan baik," katanya.
Ketua DPR menilai kinerja satu tahun Fraksi tak terlepas dengan kinerja DPR secara keseluruhan. DPR, katanya, merupakan satu lembaga yang hasil kinerjanya dipikul oleh seluruh fraksi. "Jadi tidak bisa dibuat penilaian yang terlepas. Kinerja fraksi masuk dalam kinerja dewan secara keseluruhan," katanya.
Ketua Fraksi Partai Demokrat, Djafar Hafsah mengapresiasi kinerja dewan secara keseluruhan. Namun dia tak menutup mata atas kritik terhadap rendahnya kinerja legislasi dewan. Secara khsus dia memuji keaktifan anggota fraksi yang menduduki hampir seluruh jabatan strategis di legislatif.
"Kami juga terus melakukan penilaian internal terhadap kinerja dewan. Penilaian dilakukan dengan dasar kehadiran dan keaktifan," kata Djafar.
Ketika disinggung rendahnya angka absensi sejumlah anggota, termasuk putra Presiden SBY, Edi Baskoro Yudoyono, Djafar menyerahkan sepenuhnya penilaian pada tim pengawas intern fraksi. "Sudah ada tim yang melakukan penilaian. Penilaian dilakukan pada seluruh anggota Fraksi," katanya.
Sebagai upaya menunjang kinerja fraksi tahun 2011, sejumlah agenda telah direncanakan. Khusus untuk membekali anggota yang akan membahas UU krusial tentang pemilu, Fraksi Demokrat akan menggelar loka karya. "Hasil lokakarya itu akan dijadikan salah satu rujukan dalam proses penyusunan UU," kata Sekertaris Fraksi Demokrat, Saan Mustofa.
Selain itu, fraksi akan memfasilitasi program pendidikan bagi anggotanya. Program magister telah disiapkan untuk menambah pengetahuan dan kualitas anggota.
Pujian juga diberikan fraksi Demokrat pada kinerja koalisi. Walau kerap menemui perbedaan pendapat, koalisi dinilai masih berjalan efektif di legislatif. "Masih aman terkendali. Adanya perbedaan merupakan suatu yang wajar dalam demokrasi," kata Djarar.
Kepuasan Fraksi Demokrat berbanding terbalik dengan kepuasan sejumlah pihak pada kinerja legislatif. Pengamat Parlemen, Sebastian Salang bahkan menilai kinerja DPR sangat buruk, terutama dalam hal legislasi. Ini tidak terlepas dari tidak tercapainya target penyelesaian Undang-Undang yang telah disusun sepanjang tahun 2010. "Sangat jelek. Boleh dikatakan yang terburuk. Sangat sedikit yang mampu mereka hasilkan dalam hal legislasi," kata Salang saat dihubungi Republika.
Pernyataan Salang didasari rendahnya capaian DPR dalam merampungkan UU. Dari 70 target RUU prioritas, hanya 14 yang mampu diselesaikan DPR sebagai undang-undang. Jumlah tersebut pun masih dikritisi karena sebagian hanya bentuk ratifikasi UU lama.