Kamis 02 Dec 2010 05:31 WIB

Pilot Pesawat Latih Yang Jatuh Baru Pertama Kali Terbang Sendiri

Rep: c25/ Red: Siwi Tri Puji B
Pesawat Latih
Foto: .www.stpicurug.ac.id
Pesawat Latih

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Sebuah pesawat latih jenis Tobaco TB 10 milik Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Kabupaten Tangerang jatuh di sekitar wilayah Selat Sunda, Banten, Rabu (1/12) pagi. Pilot yang menerbangkan pesawat latih tersebut adalah taruna atau siswa STPI yang baru melakukan penerbangan seorang diri.

Menurut Kepala Seksi Kemanan dan Keselamatan Penerbagan Bandara Budiarto, Curug, taruna yang menerbangkan pesawat itu bernama Reza Muhammad Faruki (20 tahun), taruna jurusan penerbangan STPI Curug angkatan 62 B tahun 2009. Sesuai dengan tingkatan pendidikannya di STPI Curug, Reza diharuskan melakukan penerbangan jarak jauh seorang diri atau Solo Cross Country.

“Tahap pertamanya adalah melakukan penerbangan dari bandara Budiarto di kompleks STPI Curug Tangerang menuju Bandara Meranti atau yang sekarang bernama Bandara Raden Inten II di Bandar Lampung,” ujar Sudirman kepada Republika, Rabu (1/12).

Sudirman mengatakan, Reza take off dari bandara Budiato pada pukul 08.24 WIB pagi. Pada saat awal penerbangannya, bandara Budiarto masih memantau keberadaan pesawat tersebut melalui pesawat radio karena tidak ada fasilitas radar di bandara tersebut. Setelah sampai di Kota Serang, Banten, atau setelah melakukan penerbangan setinggi 6000 kaki dengan kecepatan 130 kilometer per jam pada pukul 08.56, pesawat yang diterbangkan Reza itu dipantau oleh Air Traffic Control  (ATC) atau pengawasan lalu lintas udara Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Menurut Sudirman, pada saat itu petugas ATC Bandara Soekarno-Hatta memerintahkan Reza untuk kembali  ke Bandara Budiarto. Hal tersebut harus dilakukan Reza karena kondisi cuaca di atas langit Kota Serang itu sedang buruk. Hujan deras disertai angin kencang menyertai penerbangan Reza itu.

“Namun, tidak lama setelah pihak ATC Bandara Soekarno-Hatta memberi perintah kepada Reza, mendadak komunikasi dengan Reza terputus,” ujar Sudirman.

Menurut Sudirman, pada saat itulah pihak Bandara Soekarno-Hatta kemudian melaporkan kondisi tersebut kepada petugas di Bandara Budiarto. Menurutnya, setelah mendapat informasi tersebut, pihak STPI Curug segera mengirimkan tim ke Serang untuk mengetahui kondisi Reza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement