REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Titi Said, mantan ketua Lembaga Sensor Film (LSF), menyatakan keterlibatan dan rencana kedatangan Miyabi ke Indonesia telah menyulut polemik di masyarakat. Menurutnya, orang Indonesia itu masih sulit untuk menghapus semua aktifitas yang pernah dilakukan aktris bintang film porno itu di luar negeri.
''Kita memang tidak bisa melarang Miyabi atau siapa saja bermain di film Indonesia. Tetapi untuk Miyabi, orang Indonesia itu masih belum mudah untuk menghapus ingatan di kepalanya bahwa dia adalah pemain film porno,'' kata Titi kepada Republika melalui saluran telpon di Jakarta, Selasa (30/11).
Titi mengatakan siapa saja memiliki hak untuk mendatangkan pemain dari luar negeri. ''Tetapi kalau saya pribadi lebih menyarankan akan lebih aman jika dia tidak usah masuk ke Indonesia,'' katanya.
Imbauan Titi ini disampaikan terkait adanya rencana dari pihak produser film Hantu Tanah Kusir yang ingin membawa Pauleen -- nama lain dari Miyabi -- pada Kamis mendatang. Aktris asal Jepang itu datang sebagai bagian dari promo langsung filmnya di Indonesia.
Sementara itu mengenai peran LSF, Titi mengatakan, lembaga tersebut tidak bisa melakukan pelarangan terhadap pemain. Yang dilakukan lembaga sensor ini hanya terkait pada karya film utuh saja. ''Di LSF itu yang disensor hanyalah bicaranya, adegannya, ceritanya yang memungkinkan bisa melanggar aturan. Tapi kalau untuk yang lain (melarang aktris porno bermain) tidak bisa,'' ujar novelis yang sampai kini masih duduk di LSF sebagai anggota.