REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, menyarankan Amerika Serikat (AS) untuk melakukan six parties talk (pembicaran enam pihak) terkait serangan Korea Utara (Korut) di wilayah perbatasan dengan Korsel. Model pembicaraan semacam ini pernah dilakukan saat membahas wilayah bebas nuklir.
"Ini bisa juga dilakukan untuk membahas perdamaian di Semenanjung Korea," ujar Purnomo di hadapan wartawan di Gedung Kementerian Pertahanan, Rabu (24/11).
Melalui pembicaraan yang melibatkan AS, Rusia, Korea Utara, Korea Selatan, Jepang, dan Cina itu diharapkan mampu menciptakan kawasan yang aman dan stabil di daerah tersebut. Sebab, pihak-pihak lain yang tidak terkait konflik secara langsung, bisa menjadi penengah.
Menurut Purnomo, penyerangan yang dilakukan oleh Korut itu disebabkan karena tidak jelasnya garis batas antara Korut dan Korsel. "Sekarang itu garis batasnya hanya imajiner," katanya.
Sudah sejak lama masalah perbatasan itu tidak diratifikasi. Sehingga yang ada hanya klaim sepihak saja. Bahkan, ketika pernah muncul kejadian serupa beberapa waktu yang lalu, tidak ada kata damai dari dua negera. Mereka hanya melakukan genjatan senjata saja.
Seperti diketahui, Korut membombardir sebuah pulau di Korsel dengan artileri. Warga sipil dan serdadu terluka, serta banyak laporan kerusakan. Serangan ini muncul setelah Korut mengumumkan program nuklirnya. Serangan 200 peluru artileri ini membuat 70 rumah terbakar.