Kamis 18 Nov 2010 18:23 WIB

Komisi I DPR Bahas Soal Penyiksaan Sumiati

Sumiati, TKI yang dianiaya majikannya di Arab Saudi
Sumiati, TKI yang dianiaya majikannya di Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota Komisi I DPR RI Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, komisinya akan membahas soal Sumiati binti Salan Mustapa, TKI yang disiksa majikannya di Arab Saudi. Nurhayati Ali Assegaf di Jakarta, Kamis, mengatakan, Komisi I akan memprioritas agenda tersebut untuk masa sidang datang.

Komisi I akan memanggil Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar dan Transmigrasi serta Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat. "Soal Sumiati, itu sangat memprihatinkan dan sudah saatnya pemerintah, legilatif menangani secara serius. Komisi I sudah mengagendakan rapat kerja bersama dengan Komisi IX, Kemenlu, Kemenakertrans dan BNP2TKI," katanya.

Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) itu menambahkan, apa yang menimpa TKI asal Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut merupakan perbuatan yang sudah diluar batas rasa kemanusiaan. "Apa yang menimpa Sumiati sudah keterlaluan. Itu di luar peri kemanusiaan dan harus menjadi perhatian kita semua. Hubungan itu menjadi baik kalau mereka memperlakukan secara baik masyarakat kita yang ada di negara tersebut," katanya.

Nurhayati mengatakan, Komisi I telah melakukan banyak hal terkait dengan pelayanan TKI yang ada di berbagai negara. Bahkan, kata dia, telah ada program khusus bagi TKI dengan anggaran besar yang diharapkan bisa memberi kebaikan bagi TKI. "Komisi I sudah banyak melakukan kerja untuk TKI di luar negeri, terutama soal citizen service untuk memberi pelayanan kepada masyarakat Indonesia di luar negeri. Anggarannya sudah ada dan sudah dilakukan sejak tahun lalu," ujarnya.

Nurhayati juga menyesalkan para pembantu Presiden, dalam hal ini Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dan Kepada BNP2TKI Jumhur Hidayat karena masih banyak penyiksaan yang dialami TKI di luar negeri. "Soal Sumiati, kalau hanya alasan tidak bisa berbicara bahasa Inggris atau bahasa Arab lalu disobek mulutnya. Sekarang ini sudah ada BNP2TKI, apa kerjanya badan ini dan apa kerja Menakertrans," katanya.

Tidak semua harus ditangani oleh Presiden, tapi harus ada kesadaran bahwa semua kerja untuk bangsa. Tidak baik kalau hanya menyalahkan pemerintah, terutama menyalahkan Presidennya, tambah Nurhayati.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan kepada Menlu Marty Natalegawa dan Menakertrans Muhaimin Iskandar untuk menangani secara serius kasus penyiksaan terhadap TKI yang baru-baru ini terjadi di Saudi Arabia. "Itu luar bisa penyiksaan yang dilakukan kepada saudari kita, saudari Sumiati," kata Presiden Yudhoyono.

Presiden juga meminta agar hukum dapat ditegakkan dan diplomasi yang all out dapat dilakukan. "Saya ingin ada misi, bikin tim berangkat ke Saudi Arabia untuk memastikan yang bersangkutan mendapatkan perawatan, pengobatan yang terbaik, sertakan juga tim medis kita," Presiden menegaskan.

Terkait adanya isu untuk mengaburkan proses hukum atas kasus ini, SBY menekankan agar hal tersebut jangan sampai terjadi karena kebenaran harus tetap ditegakkan. "Segera lakukan langkah-langkah yang tepat, bukan hanya berkaitan dengan kasus penganiayaan itu, tapi aspek-aspek lain dari keadaan Tenaga Kerja Indonesia yang ada di Saudi Arabia," kata SBY.

Sebelumnya, diketahui bahwa telah terjadi kasus penyiksaan terhadap TKI di Saudi Arabia yang bernama Sumiati. Sumiati disiksa majikannya dengan cara menggunting bibirnya.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement