Sabtu 13 Nov 2010 02:37 WIB

PDIP Minta Pemerintah Jangan Asal Terima Hibah F-16

Tjahjo Kumolo
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Tjahjo Kumolo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR Tjahjo Kumolo mengingatkan Pemerintah agar jangan asal menerima begitu saja tawaran hibah pesawat-pesawat bekas jenis F-16 dari AS karena dikhawatirkan biaya perbaikan dan perawatannya tinggi.

"Pemerintah RI harus mempertimbangkan masak-masak rencana atau keinginan Indonesia, atau adanya tawaran Pemerintah AS yang ingin atau setuju atau pada tahapan lobi untuk melepaskan 'rongsokan' F-16 lama mereka memperkuat alutsista TNI," kata Tjahjo yang juga anggota Komisi I DPR RI di Jakarta, Jumat (12/11).

Sekjen DPP PDI Perjuangan ini menambahkan, kalau pesawat-pesawat tempur tua itu jadi diberikan ke Indonesia, dan seolah-olah sebagai 'hibah', ini membuat kesan Amerika kelihatan baik hati. "Padahal untuk menerima 'rongsokan' itu, Indonesia harus keluar uang banyak sekali,' ungkapnya.

Tjahjo Kumolo mengatakan pesawat-pesawat tersebut sudah tua sehingga harus melalui proses 'retrofit' (peningkatan kemampuan pesawat) yang membutuhkan biaya besar. "Terus pada saat selesai 'retrofit', F-16 di kita itu sudah jadi uzur. Sebab F-16 yang mau dihibahkan ke kita itu, setelah di-'retrofit'-pun, baru jadi pesawat tempur generasi ketiga. Padahal sekarang ini saja sudah generasi ke empat menuju generasi ke lima," ujarnya.

Tjahjo Kumolo kemudian menjelaskan, pihaknya telah menghitung. Untuk memperbaiki barang yang sudah tua itu dikeluarkan biaya triliunan rupiah. "Biayanya bisa beli pesawat baru juga. Lalu seperti telah saya katakan tadi, setelah selesai, tetap ketinggalan satu generasi. Bayangkan, di mana efek daya gentar kita," tanyanya.

Paling-paling, menurutnya, pesawat hanya bisa untu 'aerobatik' di depan pejabat-pejabat dan rakyat yang tak tahu kemampuan alat utama sistem persenjataan (alutsista)-nya ini. "Jadi sekali lagi kami tekankan, Pemerintah RI harus mempertimbangkan masak-masak tentang tawaran tersebut dalam berbagai aspek," kata Tjahjo Kumolo lagi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement