REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Biaya pengadaan kantong dan perawatan darah Palang Merah Indonesia (PMI) sedikitnya Rp 1 triliun per tahun. Angka tersebut dikemukakan Ketua PMI HM Jusuf Kalla. "Biaya pengadaan dan pemeliharaannya memang besar. Satu tahun itu dibutuhkan sekitar Rp 1 trliun untuk pemeliharaan dan pengadaan kantong darah," papar dia usai melantik Ketua PMI Jawa Timur, HM Imam Utomo di Gedung Grahadi Surabaya, Rabu (3/11).
Makanya, kata dia, untuk menjaga kestabilan dalam memenuhi kebutuhan darah nasional itu, sekitar 80 persen ditanggung masyarakat. Masyarakat yang menangung itu, menurut Kalla, adalah orang-orang yang menggunakan darah dari PMI. Dengan begitu, stok darah nasional pengadaannya bisa stabil.
Dia menjelaskan bahwa kebutuhan darah di Indonesia dalam satu tahun itu sekitar 2 persen dari jumlah total penduduk Indonesia atau setara dengan 4 juta kantong darah. Dari kebutuhan sebanyak itu, menurut mantan Wakil Presiden RI ini, PMI wilayah Jawa Timur merupakan penyumbang terbesar.
PMI Jatim mampu menyumbang 2,7 persen dari total penduduk Jatim yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan nasional itu. Jika dinominalkan, ada sekitar 600 ribu kantong stok darah nasional berasal dari Jatim. Kalla juga menjelaskan bahwa dari total kebutuhan nasional sebanyak 4 juta itu, PMI masih kekurangan sebanyak 5 persen. Bahkan, hingga akhir Desember 2010 ini diprediksi kekurangan stok darah nasional itu bisa mencapi sekitar 15 persen.