REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno memimpin rapat koordinasi bersama DPRD, TNI, Kepolisian dan unsur Muspida membahas penanganan korban gempa dan tsunami yang melanda Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Selasa malam. Rapat yang dimulai jam 20.00 WIB tersebut membahas kesiapan tim penanggulangan bencana dan persiapan logistik untuk menangani ni korban gempa dan tsunami di daerah bencana.
Sebelumnya Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengatakan akan secepatnya mengirim tim dan bantuan sesuai kebutuhan warga setempat, serta melakukan upaya tanggap darurat. Dijadwalkan Wakil Presiden Boediono juga akan meninjau langsung lokasi gempa dan tsunami di Pagai Selatan , Mentawai pada Rabu.
Sebelumnya pada hari ini dua tim sudah mencoba untuk berangkat guna mengirim bantuan dan relawan melalui jalur laut menggunakan kapal , namun karena buruknya cuaca dan besarnya ombak menyebabkan jadwal keberangkatan dua rombongan tersebut diundur. Rombongan pertama terdiri dari Danrem Sumbar, Kol.Mulyono bersama Bupati Mentawai, Edison Saleleubaja, yang berencana berangkat namun terpaksa balik akibat ombak besar di Perairan Bantai Barat Kota Padang.
Koordinator Tim Tagana Sumbar Adrizal Sasra juga mengatakan, rombongan kedua yang terdiri dari tim SAR, Tagana, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar dan wartawan juga gagal berangkat karena tertinggal kapal. Terkait dengan sulitnya akses untuk menempuh daerah tersebut, Ketua DPRD Sumbar, Yultekhnil mengharapkan kepada Pangkalan Utama Angkatan Laut (lantamal) II TNI AL Teluk Bayur Padang untuk membantu mengerahkan kapal dan armada guna mengangkut bantuan dan tim.
Akses ke Mentawai saat ini cukup terkendala mengingat sarana transportasi yang terbatas serta kondisi cuaca yang kurang baik. Untuk menuju Pagai Selatan hanya bisa ditempuh melalui jalur laut dengan menggunakan kapal feri dengan lama perjalanan 10 jam dan jika menggunakan kapal cepat bisa ditempuh dalam empat jam.
Sementara dengan jalur udara hanya bisa ditempuh dengan helikopter karena daerah tersebut tidak terdapat bandara yang bisa didarati oleh pesawat.
Berdasarkan data yang masuk ke Pusat Pengendalian Operasional Sumatera Barat mencatat, hingga pukul 18.00 tadi, sebanyak 31 orang warga Kepulauan Mentawai dinyatakan tewas, 166 jiwa hilang dan setidaknya 645 KK berada di pengusian karena masih khawatir dan cemas untuk kembali ke rumah mereka.