Sabtu 23 Oct 2010 00:18 WIB

Pelaku Video Kekerasan Papua Diakui Anggota Militer

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Budi Raharjo
Pasukan TNI di Papua, ilustrasi
Pasukan TNI di Papua, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan dengan jajarannya untuk membahas kasus kekerasan militer di Papua seperti dilansir situs Youtube. Dalam pertemuan itu hadir Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan Menlu Marty Natalegawa.

"Penjelasan sementera dari Panglima Kodam atau Panglima TNI, kejadian itu benar. Itu benar, pelakunya juga anggota militer dari penyelidikan sementara memang benar," kata Djoko usai pertemuan di Kantor Presiden, Jumat (22/10). Namun, Djoko tidak menjelas dari satuan mana anggota militer itu berasal.

"Presiden sangat concern dan memberikan perhatian yang cukup dalam terhadap kejadian yang ditayangkan melalui media massa tersebut. Beliau juga memberikan beberapa arahan analisa analisa-analisa yang kita diskusikan saat pertamuan tadi," kata Djoko.

Melihat dinamika di Papua, Djoko menegaskan, masih ada gangguan keamanan. Dia menambahkan, setelah tayangan video kekerasan itu muncul, Kementerian Polhukam dan instansi terkait langsung memberikan instruksi agar kejadian itu ditelusuri. "Jadi sedang berjalan, laporan awal sedang dilaksanakan dan ini akan berjalan sesuai dengan dinamika berkembang," kata Djoko menegaskan.

"Memang ditemui antara lain, satu, bahwasanya ada tindakan para prajurit di lapangan yang berlebihan dalam mengelola mereka yang ditangkap dicurigai orang-orang atau kelompok-kelompok orang yang melakukan tembakan karena ditemui ada senjata," katanya.

Hal itu, ujar Djoko, merupakan tindakan tidak profesional. "Yang jelas ini sudah ditangani dan sudah ada tim khusus dan Panglima Kodam concern. Bagaimana penerapan terhadap anggota yang melakukan di luar kebijakan makro pemerintah, sudah barang tentu akan ditindaklanjuti melalui aturan-aturan yang berlaku di TNI," kata Djoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement