Jumat 22 Oct 2010 04:32 WIB

Farel Diduga Terkena Pantulan Peluru Tajam

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)Cipto Mangunkusumo menjelaskan bahwaluka di tungkai kaki kiri Farel Restu, pendemo yang mahasiswa Universitas Bung Karno, disebabkan tertembak peluru berbahan logam atau tajam, dan bukan peluru karet.

"Ukuran peluru tersebut 2 x 1,5 x 0,5 centimeter dan menembus tungkai kaki Farel sedalam 10 centimeter," kata dokter forensik rumah sakit tersebut, Prof. DR dr Munim Idris, Kamis.

Dijelaskan Munim, pihaknya yakin jika benda yang tertanam pada tungai kaki kiri Farel Restu adalah peluru tajam, bukan peluru karet. "Itu memang luka tembak. Tapi, luka tembak dari pantulan atau recosed, tidak langsung. Karena arah masuknya ke tungkai kaki dari bawah, tidak langsung," tegasnya.

Munim juga mengakui bahwa pihak RSCM tidak akan memberikan informasi secara rinci jenis peluru dan kalibernya demi kode etis profesi. "Kami tidak akan mempublikasikan. Yang pasti, pelurunya berbahan logam," katanya.

Syaiful, dokter ahli bedah RSUP Cipto Mangunkusumo,menambahkan bahwaFarel datangke tempatnya padaRabu pukul 15.25 WIB dengan luka tembak di tungkai kaki kiri, dan langsung menjalani perawatan.

Setelah dipindai menggunakan sinar X (Rontgen), Farel diketahui ada benda asing di dalam tulang, karenanya langsung menjalani operasi pengangkatan benda asing tersebut. Operasi dilakukan antara pukul 17.30 WIB sampai 23.00 WIB. "Benda asing yang diangkat dari kaki Farel adalah benda keras dan tengah menjalani pemeriksaan oleh forensik," ujarnya.

Syaiful juga menambahkan kondisi mahasiswa Fakultas Hukum UBK itu saat ini sudah mulai membaik. Secara umum, kondisinya sudah memungkinkan untuk pulang, dan kembali beraktivitas. Walau demikian, tetap harus kontrol kesehatan.

Farel Restu, tertembak dalam demo mengkritisi setahun pemerintahan jilid II Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono pada 20 Oktober 2010.

sumber : antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement