Rabu 25 Sep 2019 12:44 WIB

Polisi Tegaskan tak Gunakan Peluru Karet dan Tajam

Polisi hanya menggunakan gas air mata.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah massa saat berhadapan dengan polisi di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (24/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah massa saat berhadapan dengan polisi di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya, Irjen Gatot Eddy Pramono menegaskan, pihaknya tidak menggunakan peluru karet maupun peluru tajam saat mengamankan massa aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh di depan gedung DPR/MPR RI Jakarta. Gatot menyebut, ia telah memerintahkan anggotanya untuk tidak menggunakan peluru karet dan tajam. 

"Kita tidak menggunakan satu peluru karet pun. Pagi sudah saya perintahkan kepada Brimob dan Sabhara, semua peluru karet, apalagi peluru tajam tidak ada yang digunakan," kata Gatot di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/9).

Baca Juga

Gatot mengatakan, untuk membubarkan massa, pihaknya hanya menggunakan gas air mata. "Jadi semuanya hanya gas air mata," ujar Gatot. 

Ia menambahkan, sebelum menembakan gas air mata, pihak kepolisian terlebih dahulu melakukan tindakan persuasif kepada massa aksi yang terdiri dari mahasiswa. Tindakan persuasif itu, kata dia, berupa imbauan agar massa membubarkan diri, dan tidak melakukan tindakan anarkis. 

Namun, massa tidak mendengarkan imbauan itu. "Tapi imbauan-imbauan kita tidak didengar. Maka tahapan yang dilakukan hanya dua saja, kita menyemburkan air melalui water canon, kemudian yang kedua ya kita menembakkan gas air mata hanya untuk membubarkan adik-adik mahasiswa," jelas Gatot. 

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (24/9) berakhir ricuh. Bentrokan antara massa dengan petugas kepolisan terjadi hingga dini hari. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement