REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara atas teka-teki yang mendasari dilakukannya Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (21/10). Sebelumnya, beredar kabar Istana Bogor dipilih karena rapat akan mengangkat topik evaluasi kabinet. Wapres Boediono pun mempercepat Kunjungan kerjanya di Tiongkok untuk datang ke Bogor.
Presiden mengatakan, Istana Bogor dipilih menjadi lokasi Sidang Kabinet Paripurna semata-mata karena alasan teknis untuk kemudahan. Hal itu karena beberapa jam sebelum Sidang berlangsung Presiden menghadiri Peringatan Puncak 50 tahun Agraria Nasional yang dilangsungkan di halaman Istana Bogor, sehingga Sidang Kabinet Paripurna digelar di tempat yang sama.
Sidang Kabinet itu dihadiri menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dan Staf Khusus Presiden membahas opitimalisasi anggaran. Karena terkait optimalisasi anggaran, maka turut hadir juga Kepala Badan Pertanahan Nasional Joyo Winoto, Kepala Biro Pusat Statistik Rusman Heriawan, serta Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika Sri Woro Budiati.
Menteri Keuangan Agus Martowardoyo diwakili wakilnya, Anny Ratnawati, karena Agus sedang berada di DPR. Sementara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedi Saleh dan Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto terlihat terlambat memasuki ruang rapat. Keduanya datang ketika Presiden sedang memberikan pengantar.