REPUBLIKA.CO.ID,LEBAK--Tim khusus dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang melakukan investigasi di Stasiun Rangkas Bitung, Lebak, Banten, Kamis (14/10), menemukan adanya kejanggalan terkait terbakarnya 24 gerbong kereta api (KA). "POla berpindahnya api janggal," kata Ketua KNKT, Tatang Kurniadi, usai meninjau tempat kejadian perkara di Stasiun Rangkas Bitung, Lebak, Banten.
Tatang mengatakan, hasil invetigasi tim khusus dari KNKT menemukan indikasi kejanggalan yang sesuai dengan yang telah ditemukan oleh kepolisian. Pasalnya, kebakaran tersebut terjadi di tiga jalur KA dan jaraknya cukup panjang. "Harus diperdalam mengapa ini terjadi dalam waktu yang bersamaan," kata Tatang.
Meski begitu, Tatang tidak bisa memastikan apakah kebakaran tersebut terjadi karena ada unsur kesengajaan atau sabotase. "Nanti yang memutuskan disengaja atau tidak itu kepolisian dan pengadilan," ujar Tatang.
Menurutnya, kepolisian harus mengungkap kasus ini sampai tuntas, sehingga PT Kereta Api Indonesia (KAI) mempunyai upaya preventif untuk mencegah kasus ini terulang lagi. "Para profesional dan investigator KNKT hanya memberikan dukungan kepada kepolisian bilamana diperlukan," tambah Tatang.
Sementara itu, polisi terus memburu dua orang yang diduga sebagai pelaku utama pembakaran yang kini masih buron. Dua orang tersebut berinisial EO dan TF. Sedangkan tersangka lainnya, berinsial EK telah ditahan sejak Selasa (12/10) sore.
Polres Lebak menerjunkan sedikitnya 120 personil untuk mengejar kedua tersangka yang diduga masih bersembunyi sekitar Kabupaten Lebak. "Kita maksimalkan setiap unit anggota kami untuk melakukan penyelidikan," kata Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Lebak, Ajun Komisaris Besar Polisi Widoni Fedri.
Widoni mengaku masih belum memastikan apa motif dibalik pembakaran ini hingga pelaku utamanya tertangkap. "Sebab 19 orang yang telah diperiksa sebelumnya statusnya sebagai saksi," kata Widoni. Namun bila melihat dari perbuatan para pelaku, kata Widoni, jumlah tersangka kemungkinan bisa bertambah.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Banten, Brigadir Jenderal Agus Kusnadi, mengatakan berdasarkan hasil penyidikan Tim Pusat Laboratorium dan Forensik Mabes Polri di Stasiun Rangkas Bitung, kebakaran tersebut diduga akibat unsur kesengajaan atau dibakar.
Menurutnya, penetapan tiga orang tersangka tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan tim gabungan. Para saksi yang dilakukan pemeriksaan mengarah kepada tiga orang tersebut, salah satunya sudah ditahan. "Dua tersangka lainnya kini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dan sudah kita ketahui keberadaannya," kata Agus.
Agus mengungkapkan, dari lokasi kejadian ditemukan tiga titik api yang picu oleh cairan berupa bahan bakar bensin, yakni di jalur 3, 4 dan 6. "Dari bukti hasil penelitian tim forensik jelas tidak ada unsur kelalaian, namun sengaja dibakar dengan menggunakan bensin," katanya.
Sementara itu, suasana di Stasiun Rangkas Bitung mulai berangsur normal, meskipun kerap terjadi keterlambatan keberangkatan kereta. Keterlambatan disebabkan karena kereta dari Jakarta tidak bisa menginap di Stasiun Rangka Bitung, sebab bangkai kereta yang terbakar hingga kini belum dievakuasi dari lokasi kejadian. "Menunggu keputusan dari kepolisian," kata Kepala Stasiun Rangkas Bitung, Suratman.