REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, pemerintah berupaya menyediakan hunian permanen bagi pengungsi banjir bandang Wasior. Presiden berharap pengungsi yang ada di tempat penampungan tetap bersabar di tengah keterbatasan. Kondisi di tempat pengungsian pasti berbeda dengan rumah sendiri.
"Masih diperlukan tinggal di tempat hunian ini sampai situasinya betul-betul aman dan pada saatnya nanti dipersiapkan tempat-tempat yang lebih permanen," kata Presiden di hadapan ratusan pengungsi di lapangan Kodim 1703 Manokwari, Rabu (13/10).
Ratusan korban banjir Wasior eksodus ke Manokwari pada satu dan dua hari setelah bencana menggunakan kapal laut.
"Kita berharap tidak selamanya tinggal di tempat ini, tapi tinggal di tempat yang lebih baik, sekali lagi sambil membangun kembali tempat itu," kata Presiden.
Presiden mengatakan, musibah karena bencana alam ini tidak hanya terjadi di Papua Barat, namun terjadi pula di negara-negara lain. Penyebabnya sering dikatakan karena iklim berubah. "Yang penting pemerintah akan berusaha sekuat tenaga untuk mengatasinya dan kemudian pada saatnya nanti mana kala sudah bisa kita bangun kembali, kita ingat bahwa bencana bisa datang setiap saat di negara mana pun," katanya.
Presiden mengatakan, kesiapan menghadapi bencana harus lebih baik lagi. Pemerintah menetapkan bahwa pembangunan kembali akan dibantu oleh jajaran TNI dan pihak-pihak lain. "Harapan kita lebih cepat lagi pelaksanaannya mengingat medannya berat tidak seperti dataran yang lain," katanya.
Presiden menambahkan, perlu kerja sama yang baik antara jajaran pemerintah pusat dan daerah, serta unsur lainnya. Usai menengok kondisi pengungsi, Presiden melakukan peninjauan ke Rumah Sakit Umum Manokwari untuk menjenguk pasien korban banjir bandang.
Selanjutnya, Presiden bertolak menuju Distrik Wasior menggunakan KRI Sultan Hasanudin. Perjalanan laut itu akan memakan waktu selama delapan jam. Rombongan akan tiba di Wasior pada Kamis (14/10) dini hari. n ikh