Selasa 12 Oct 2010 04:53 WIB

Pemuda Lintas Agama Se-Asia Pasifik Bahas Perdamaian Dunia

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemuda lintas agama se-Asia Pasifik akan menggelar pertemuan perdana  besok  12-14 Oktober di Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut President Indonesian Youth Forum (IYF), Syamsuddin, pertemuan ini dilatarbelakangi keprihatinan mendalam atas aksi kekerasan dan terorisme yang sebagaian besar melibatkan pemuda. “Padahal pemuda adalah aset tumpuan masa depan yang perlu dijaga,”kata dia kepada Republika di Jakarta, Senin (11/10)

Oleh karena itu, ungkap Syamsuddin, pertemuan ini mengambil tema “Unity in Diversity, Strengthening culture of Peace”. Tema tersebut penting diangkat karena perbedaan kerap dijadikan tameng saling bermusuhan satu sama lain. Tak terkecuali perbedaan agama. Karenanya, perhelatan akbar pemuda lintas agama se-Asia Pasifik membahas langkah-langkah strategis optimalisasi peran pemuda menciptakan perdamaian dunia.

Terutama merumuskan langkah konkrit usaha deradikalisasi agama di kampus-kampus yang nota bene pusat dinamika pemuda. Sebab, indikasi saat ini menengerai gerakan radikalisasi mengincar para pemuda di kampus-kampus. 

Tak hanya itu, jelas Syamsuddin, acara yang merupakan rangkaian dari Konvensi Mahasiswa Islam Asia Tenggara (Convention of South-East Asia Islamic Student)   2009 silam, akan memformulasikan deklarasi dan rekomdasi penting terhadap perdamaian dunia. Tak kalah penting, pertemuan semacam ini mampu menjadi propaganda ke dunia luar tentang wajah Islam Indonesia yang teduh dan cinta damai.

Sehingga diharapkan, kata Syamsuddin, ke depan deklarasi dan rekomendasi yang dihasilkan menjadi konstribusi positif bagi upaya perdamaian dunia.”Acara ini menjadi insprirasi dan dapat terselenggara tiap tahun di negara yang berbeda ,”kata dia berharap.

Ketua Panitia Pelaksana, Abdul Idris Wahid mengatakan acara ini diselengarakan oleh Indonesian Youth Forum (IYF) bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Pariwisata RI, Kementerian Pendidikan Nasional, Pemprov DKI Jakarta dan Forum Mahasiswa Ushuluddin Se Indonesia (Formadina)

Para peserta, tutur Wahid, adalah  utusan dari dalam dan luar negeri. Peserta luar negari adalah delegasi dari 11 negara yakni Singapura, Philipina, Malaysia, Thailand, Timor Leste, Somalia, Syiria, Tanzania, Afrika Selatan, Azerbaijan dan Amerika Serikat. Sedangkan peserta dalam negeri berasal  dari utusan kampus unggulan di Indonesia. Total keseluruhan peserta sebanyak 200 peserta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement