Jumat 08 Oct 2010 02:24 WIB

Mahasiswa Yogya Tolak Timur Pradopo

Rep: Yoebal Ganesha/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Puluhan massa gabungan dari mahasiswa yang berkampus di DI Yogyakarta Kamis (7/10) berdemo di depan Markas Polda DI Yogyakarta. Para anak muda ini meneriakkan yel-yel bahwa mereka tak menginginkan Komjen Pol Timur Pradopo menjadi Kapolri.

Para mahasiswa ini umumnya berasal dari UGM dan Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam aksi ini, mereka berusaha mengemukakan kekecewaannya atas proses pemilihan kapolri yang dilakukan saat ini. Mereka menilai proses pemilihan calan kapolri ini tidak transparan, apalagi hanya memunculkan satu calon.

Kekecewaan lain, menurut koordinator aksi itu, Aza El Munadiyan, sepertinya saat ini kepentingan para penguasa adalah hanya untuk menggolkan munculnya Kapolri baru ini, tanpa pernah mengevaluasi

kerja Kapolri lama, Bambang Hendarso Danuri.

Aza mengingatkan, saat ini banyak permasalahan yang berkaitan dengan Polri tak terselesaikan saat kepemimpinan Bambang Hendarso Danuri. ''Kami menginginkan pemilihan Kapolri baru ini dilakukan dengan lebih dulu mengevaluasi kinerja Kapolri Bambang. Tanpa adanya evaluasi ini akan semakin menunjukkan lemahnya upaya perbaikan di tubuh Polri, dan memperkuat bukti kegagalan reformasi di tubuh Polri,'' kata Aza.

Aza melanjutkan para mahasiswa mencatat selama kepemimpinan Kapolri Bambang Hendarso Danuri, masih banyak permasalahan di tubuh Polri yang belum terselesaikan seperti kasus rekening gendut pejabat Polri, Kasus Bank Century, pelanggaran HAM terhadap aktivis dan wartawan, serta berbagai dugaan adanya makelar kasus.

Menurut Aza, dengan kenyataan ini jelas menunjukkan bahwa sampai saat ini Polri masih bersifat diskriminatif dalam menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi perhatian masyarakat.

Tentang calon Kapolri Timur Pradopo, menurut para mahasiwa ini, secara track record perwira tinggi polisi belum layak untuk menjadi Kapolri. Mereka menilai Timur sebenarnya tokoh yang tak menghormati HAM karena pernah mengindahkan panggilan Komnas HAM dalam kasus demo-demo mahasiswa di Jakarta saat awal berdirinya era refomasi dulu.

Secara umum, demo ini berjalan damai dan diwarnai aksi-aksi teatrikal yang menggambarkan lemahnya kinerja Polri. Sekitar 60 menit berdemo, para mahasiswa ini membubarkan diri setelah menyerahkan pernyataan sikap mereka kepada petugas di Polda DIY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement