Kamis 07 Oct 2010 06:08 WIB

Wasior Lumpuh, Evakuasi Korban Alami Kendala

Rep: Prima Restri Ludfiani/c22/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-–Upaya untuk mengevakuasi korban banjir di Wasior, Teluk Wandema, Papua Barat mengalami kesulitan. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, mengatakan evakuasi korban banjir bandang di Papua Barat menemui sejumlah kendala.

Kendala itu antara lain ruas jalan mengalami kerusakan parah sehingga kondisi kota itu lumpuh. Selain itu, ada satu unit jembatan yang menghubungkan Wasior dan Manggurai terputus.

Kendala lainnya, tutur Agung, yaitu daerah yang terkena bencana semakin meluas sehingga mempersulit upaya pengidentifikasian korban dan memperlambat upaya pendataan korban. Berdasarkan data dari Kemenkesra, korban meninggal akibat peristiwa ini ada 64 orang. Korban luka berat sebanyak 75 orang yang dirawat di RSUD Nabire dan RSUD Manokwari. Korban luka ringan ada 461 orang. Sedangkan, orang yang dinyatakan hilang ada 68 orang.

Kondisi kota Wasior digambarkan mengalami kelumpuhan. Lumpur yang datang bersama banjir hampir menutupi sebagian besar permukaan kota. Meskipun ketebalan lumpur hanya semata kaki, namun itu membutuhkan waktu lama untuk membersihkannya.

Dampak jangka panjang yang dikhawatirkan terjadi adalah wabah penyakit di kalangan pengungsi karena saat ini pengungsi sulit untuk buang air besar (BAB) atau buang air kecil. Hampir semua kakus yang ada di Wasior diperkirakan tertutup lumpur.

Segala jenis bantuan sangat diperlukan lantaran cadangan bencana yang ada di Wasior sangat kurang. Pengungsi saat ini membutuhkan tikar, matras, bahan makanan, selimut, tenda, obat-obatan, dan lain-lainnya.

 

Saat ini, korban banjir bandang yang mengungsi tersebar di beberapa lokasi antara lain Manokwari, Nabire, dan Distrik Oransbari. Total pengungsi mencapai 3 ribu orang. Meskipun banjir bandang ini meluluhlantakkan Papua Barat, namun Agung Laksono tidak mengategorikan bencana ini sebagai bencana nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement