Senin 27 Sep 2010 08:35 WIB

Mer-C Ikut Bantu Tangani Ribuan Korban Banjir Pakistan

Rep: Antara/ Red: Budi Raharjo
Banjir di Pakistan
Banjir di Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Relawan Organisasi kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia telah ikut menangani ribuan korban banjir di Pakistan.

"Selama dua minggu menjalani misi kemanusiaan bagi korban banjir di Pakistan, yakni sejak 27 Agustus sampai 10 September 2010, total pasien yang ditangani Tim MER-C, baik pengobatan umum maupun tindakan operasi sebanyak 2.110 pasien," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia, dr Sarbini Abdul Murad, di Jakarta, Ahad (26/9).

Ia menjelaskan, pada hari kedua misi yang dilakukan pada Minggu (29/8), Tim MER-C yang terdiri atas lima relawan mengawali pengobatan bersama dengan lembaga dari Indonesia lainnya yang didampingi oleh staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Pakistan. Pengobatan dilakukan di wilayah Charsadda yang berjarak lebih kurang 190 kilometer atau dua jam perjalanan dari kota Islamabad.

Keesokan harinya, Senin (30/8), tim memutuskan untuk bergerak ke wilayah banjir lainnya yang masih minim bantuan medis. Wilayah yang dipilih adalah Multan yang berjarak lebih kurang 800 kilometr dari Islamabad. Menurut dia, perjalanan Tim MER-C ke wilayah ini didampingi oleh staf PIMA (Pakistan Islamic Medical Association) dan seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Pakistan.

Dari Multan, Tim MER-C setiap hari berkeliling dengan mobil sewaan untuk memberi pelayanan medis kepada para korban banjir di wilayah-wilayah pelosok. Selain Multan, tim juga mengunjungi wilayah Gujrat yang berjarak tempuh sekitar tiga jam dari Multan dan Rajan Pur, yang berjarak sekitar tiga jam lagi dari Gujrat. Daerah lainnya yang dikunjungi Tim MER-C adalah Omar Kut, sebuah wilayah kumuh dan miskin di Pakistan.

Sarbini Abdul Murad mengatakan, dalam melakukan pengobatan biasanya Tim medis MER-C dibagi menjadi dua tim. Satu tim yang terdiri atas relawan wanita memberikan pengobatan di Posko dan satu tim lagi yang terdiri atas relawan laki-laki melakukan "mobile clinic" ke wilayah-wilayah dan kamp-kamp pengungsi yang ada di pelosok-pelosok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement