REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pertemuan dua calon pimpinan KPK Bambang Widjojanto dan Busyro Muqoddas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disayangkan banyak pihak, seperti politikus Partai Hanura akbar Faisal. Sebab akan membuat masyarakat menyangsikan komitmen keduanya saat memimpin KPK.
"Saya tidak tahu siapa yang mengambil inisiatif pertemuan itu. Tapi seharusnya acara-acara seperti ini tidak perlu ada di saat publik menginginkan lembaga KPK jauh dari intervensi pemerintah," ujar Akbar melalui pesan singkatnya di Jakarta, Jumat (17/9).
Pertemuan tersebut, ia menilai, akan selalu dibahasakan oleh masyarakat sebagai upaya membangun komunikasi yang pada akhirnya akan menggerus kepercayaan masyarakat akan independensi KPK. "Saya tidak melihat urgensi pertemuan itu, terlebih di saat keduanya masih sebagai calon," ujarnya.
Disisi lain, ia menambahkan, presiden juga seharusnya mampu menjaga diri dari kemungkinan bias seperti itu. Apalagi KPK memiliki tugas menyelesaikan kasus Bank Century. Pada Kamis (16/9) kemarin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden Jakarta, menerima dua calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto dan Busyro Muqoddas.
Ketika ditanya mengenai agenda pembicaraan dengan Presiden Yudhoyono, Busyro mengatakan kepala negara memberikan harapannya bahwa pemberantasan korupsi harus dimulai dari diri sendiri dan meminta agar keduanya mampu menjaga diri, sedikit bicara banyak bekerja dan jangan memiliki konflik kepentingan.
"Kami datang dengan leluasa tidak ada beban. Tidak perlu khawatir sama sekali, tidak ada titipan dari siapapun juga," kata Busyro.