Kamis 09 Sep 2010 12:08 WIB

Jangan Ada Manuver Politik Saat Pergantian Kapolri dan Jakgung

Rep: c22/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Kapolri dan Jaksa Agung akan segera diganti. Presiden SBY mengharapkan tidak akan ada manuver politik dari siapapun mengenai pergantian tersebut. “Saya akan memilih secara objektif,” katanya saat pidato pada Rabu, (8/9). Presiden mengatakan pergantian ini akan dilakukan dalam waktu dekat.

Untuk Kapolri, SBY mengatakan sedang dalam proses pemilihan. “Setelah hari raya akan segera diajukan ke DPR RI,” jelasnya. Ada banyak pertimbangan yang dilakukan sebelum muncul nama-nama calon pengganti Kapolri Jendral Bambang Hendarso Danuri yang resmi pensiun pada Oktober mendatang. “Selain kapasitas, integritas, dan jenjang karier yang baik, ada syarat lain dari saya,” kata SBY.

Menurutnya, calon Kapolri yang baru harus bebas dari masalah hukum dan HAM. "Maka demikian perlu bahwa calon-calon itu bebas dari kasus-kasus di Komnas HAM, PPATK, KPK, Direktorat Jenderal pajak dan Badan Intelijen Negara. Kita pastikan semua lolos dari semua itu," ujarnya.

Sementara itu, pemilihan Kejakgung sepenuhnya hak perogratif presiden. Ia bisa berasal dari pejabat karier ataupun non-karier. “Kalau prosesnya berjalan baik, (pelantikan Kapolri dan Kejakgung) bisa dilaksanakan secara bersamaan,” kata SBY.

Ke depan, tugas Kapolri dan Kejaksaan untuk memberantas korupsi dan terorisme cukup berat. Ia pun mengharapkan calon yang terpilih nanti memiliki integritas dan komitmen yang tinggi kepada penegakkan hukum. “Agar penegakkan hukum bisa lebih efektif, efisien, dan lebih baik lagi,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement