REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Staf Khusus Presiden Bidang Informasi dan PR Heru Lelono mempertanyakan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia dan Indobarometer terkait kinerja pemerintah. Hasil survei yang dirilis LSI terkait kinerja pemerintah pada bulan Juli 2009 sangat tinggi, namun turun pada Agustus 2010 menjadi 66 persen.
"Saya mempertanyakan hasil survei. LSI melakukan survei kinerja pemerintahan SBY-Boediono pada Juli 2009. Setahu saya, Juli 2009, SBY masih berpasangan dengan Jusuf Kalla, bukan Boediono. Bagaimana LSI bisa melakukan survei kinerja pemerintah SBY-Boediono?" kata Heru di Jakarta, Jumat.
Kalau LSI menilai kinerja pemerintahan pada bulan Agustus 2010 sebesar 66 persen, ia setuju dengan hasil survei. "Kalau hasil survei 66 persen, bisa diterima karena pemerintah telah bekerja 10 bulan. Angka itu sangat bagus, artinya kinerja pemerintah sudah baik," kata Heru.
Ia juga mempertanyakan hasil survei Indobarometer yang menyebutkan tingkat kinerja SBY-Boediono mencapai 90 persen pada Oktober 2009. Namun bulan Agustus 2010, kinerja SBY-Boediono menurun hingga 50 persen.
"Oktober 2010, SBY-Boediono baru saja dilantik, belum kerja sama sekali. Kalau hasil survei Agustus 2010, kinerja pemerintah menjadi 50 persen, masih wajar dan masih bagus," katanya.
Terkait dengan hasil survei LSI yang menyatakan kinerja pemerintah mencapai 66 persen, adalah suatu masukan bagi pemerintah dan juga SBY sendiri.
"Hasil survei itu bagus, bisa juga menjadi masukan bagi pemerintah untuk melakukan koreksi dan mengevaluasi hasil kerja pembantunya. Hasil survei itu bagus untuk bisa petakan dan ambil kebijakan untuk apa yang belum dilakukan," katanya.
Bila ada masyarakat menilai 66 persen itu kurang memuaskan pasti ada penyebabnya. "Dimana kurang puasnya, pihak mana yang kurang memuaskan. Kalau saya baca adalah tim atau kabinet. Jadi bukan masalah kepemimpinan. Kalau ada pilpres sekarang ini, pasti SBY terpilih lagi," ujarnya percaya diri.