REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pembangunan rumah sakit Indonesia di wilayah Gaza, Palestina, direncanakan rampung pada tahun 2012 selama tidak ada halangan berarti. Menurut Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee, Jose Rizal, saat ini rencana tersebut sudah memasuki tahap pembuatan maket bangunan.”Gambarnya sudah selesai dan siap dikirim secepatnya ke Gaza,”ujar dia di sela-sela acara The Annual Al-Quds Day; Dunia Tanpa Zioniesme yang diselenggarakan oleh VOP, Jakarta, Kamis (2/9).
Jose menjelaskan, sesuai rencana rumah sakit tersebut awalnya dibangun dengan empat lantai. Namun, untuk sementara tahapan awal akan dididirikan dua lantai yang memiliki kapasitas 109 tempat tidur. Selain itu, bangunan tersebut juga akan dilengkapi dengan basement. Menurut renana pembangunan akan ditempuh dengan proses tender.
Jose menambahkan, selain penyelesaian gambar maket bangunan, Mer-C berupaya membuka rekening di Palestina guna mentransfer dana pembangunan. Apalagi, langkah tersebut mungkin dilaksanakan selama ada rekomendasi dari pemerintah. Mer-C memprediksikan dana pembangunan akan membengkak. Semula dianggarkan dana sebesar Rp 15 miliar.
Alokasi tersebut diprediksikan sudah dapat mewujudkan rumah sakit. Akan tetapi, karena ada beberapa perubahan struktur bangunan maka membutuhkan lagi dana sekitar Rp 6-8 miliar. “Jika 2 juta USD dari pemerintah segera dikucurkan akan cukup membantu,”pinta dia.
Lebih lanjut, Jose menuturkan, kendala yang menghalangi proses pembangunan adalah izin masuk ke Gaza yang sulit. Selain itu, terdapat sejumlah bahan bangunan yang susah didapatkan di Gaza yaitu batu kerikil. Meski demikian, pembangunan akan tetap berjalan dengan kondisi yang ada secara efesien.
Apalagi, Mer-C menilai dukungan pemerintah cukup positif. Terutama pascaperistiwa Mavi Marmara arah kebijakan politik luar negeri sejumlah negara termasuk RI terhadap Palestina berubah.