REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Wakil Presiden Boediono menganggap kemacetan di Jakarta telah mengakibatkan kerugian yang signifikan. Karena itulah, Wapres kemudian memimpin rapat transportasi massal di kantornya dengan memanggil beberapa menteri terkait. Menurut Yopie, dalam rapat juga diputuskan setidaknya ada 17 langkah yang harus segera dilaksanakan dalam upaya menyelesaikan kemacetan di ibukota.
Tujuh belas langkah yang dinstruksikan Wapres itu, kata Yopie, antara lain percepatan pemberlakuan Electronic Road Pricing (ERP), sterilisasi jalur busway tetap dijalankan dan bahkan akan ditingkatkan mengingat upaya yang dilakukan ternyata memberikan dampak positif. Selain itu juga akan meninjau ulang kebijakan parkir di kawasan yang telah dilalui jalur Trans Jakarta, terutama untuk parkir kendaraan yang dilakukan di pinggir jalan.
Wapres juga minta dilakukan restrukturisasi angkutan umum kendaraan kecil, agar diatur lagi jalurnya terutama yang tumpang tindih dengan jalur bus ukuran besar. "Keberadaan kereta api Jabodetabek juga akan dilakukan reroting mengingat jalur saat ini dinilai tidak mampu optimal mengangkut penumpang," kata Yopie.
Wapres juga minta agar segera dibangun sarana transportasi massal (MRT) jalur Lebak Bulus-Hotel Indonesia yang diharapkan sudah bisa dimulai 2011, dan disambung dengan jalur Hotel Indonesia-Kota.
Di dalam rapat, menurut Yopie, ada pembicaraan serius tentang harga gas untuk transportasi. Terkait hal ini, akan dikaji harga yang lebih murah, pelayanan lebih baik, dan menambah titik-titik pelayanan. Menanggapi usulan ini, menurut Yopie, Gubernur mau menekankan hal ini untuk angkutan umum. Karena selain kemacetan, kesehatan juga menjadi bermasalah.
Untuk melakukan semua itu, Wapres menginstruksikan Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) untuk memantau berbagai upaya yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah mengatasi kemacetan di Jakarta. "Wapres secara khusus minta kepada Kepala UKP4 untuk melakukan pemantauan upaya mengatasi kemacetan di Jakarta yang kian parah," kata Yopie.