REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, mengatakan pidato yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait persoalan perbatasan bisa memberikan efek kejut terhadap pejabat dan Malaysia. "Kalau Malaysia masih belum terkejut itu sudah keterlaluan," kata Priyo Budi Santoso kepada pers di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/9).
Priyo menjelaskan, kalau sampai Malaysia belum terkejut mendengarkan pidato Presiden Yudhoyono, menunjukkan Malaysia adalah bangsa yang arogan dan memandang remeh kepala negara dan bangsa Indonesia. Malaysia, kata dia, tidak memahami suasana batin pemimpin dan masyarakat Indonesia yang lebih menyukai kedamaian.
Priyo meminta pejabat Malaysia tidak arogan seperti melakukan patroli laut di wilayah perbatasan. Menurut Priyo, pidato yang disampaikan Presiden Yudhoyono sudah cukup jelas dan konprehensif mengenai sikap Indonesia dan dalam menyikapi persoalan perbatasan dengan Malaysia.
"Partai Golkar merasa lega atas pernyataan resmi Presiden yang menyatakan soal kedaulatan Indonesia," kata Wakil Ketua DPR ini. Dia menilai Presiden telah menyampaikan pidato yang lugas dan tegas bahwa Indonesia tidak berkompromi soal kedaulatan negara.
Menurut dia, Yudhoyono meminta menteri-menteri segera mengambil langkah terbaik dan mendesak Malaysia segara berunding soal batas negara. Setelah mendengarkan pidato Presiden yang lugas dan tegas tersebut, katanya, Partai Golkar berkeinginan untuk mengurungkan usulan hak interpelasi.
"Kami berencana mengurungkan usulan hak menyatakan pendapat dan mendukung langkah pemerintah untuk melakukan percepatan perundingan soal batas negara," katanya. Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia akan merundingkan wilayah perbayasan di Kota Kinabalu, Malaysia, 6 September mendatang.