REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--"Presiden mengingatkan, bukan menyalahkan menteri". Menkominfo Tifatul Sembiring menjelaskan hal tersebut agar tidak bias dalam menafsirkannya, terkait beberapa komentar pengamat yang mengaitkan hal tersebut dengan isu reshuffle kabinet.
Kata dia, Presiden minta agar para menteri menyampaikan langkah-langkah dan kebijakan masing-masing kementerian kepada publik, agar publik tidak salah paham. "Dan kalau ada kesalahpahaman jangan lambat dan minta segera dinetralisasi, agar tidak berkembang analisis-analisis yang menyimpang diakibatkan perbedaan cara pandang akibat kurangnya informasi", ujar Tifatul.
Hal ini juga diingatkan Presiden pada rapat kabinet Senin lalu, dan pada kesempatan itu pula Presiden mengingatkan agar selalu menjaga sinkronisasi antara satu menteri dan menteri yang lain. Dalam beberapa kesempatan di rapat kabinet, tutur dia, SBY mengingatkan agar tidak seluruh masalah harus dijawab langsung oleh Presiden.
Lebih jauh, menurut dia, SBY juga minta agar para menteri mengoptimalkan keberadaan humas di setiap kementerian untuk menginformasikan kepada publik terkait isu seputar kementerian yang menjadi sorotan masyarakat. Terkait komentar yang beredar Tifatul menyatakan, beberapa pengamat memang agak berlebihan dalam menilai Presiden.
"Ada yang bilang Presiden curhat-lah, mengeluh-lah. Ini agak berlebihan, istilah anak muda sekarang, komentarnya 'lebay'," ujar Tifatul. Sebenarnya, menurut dia, wajar saja seorang Presiden memberikan pengarahan kepada seluruh jajaran kabinetnya agar memiliki satu orientasi yang sama. Menurut Tifatul tidak ada sama sekali Presiden menyinggung soal reshuffle kabinet dan pernyataan ini dinilai sangat spekulatif.