REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Maraknya kasus perampokan dengan senjata api (senpi) membuat Mabes Polri menginstruksikan jajaran Kepolisian Daerah (polda) untuk melakukan sweeping senjata api di ibukota dan daerah-daerah. Kabareskrim Polri, Komjen Pol Ito Sumardi, menyatakan sweeping akan dilaksanakan mulai Senin ini (23/8).
"Sesuai dengan perintah Kapolri, akibat maraknya kejahatan yang menggunakan senjata api itu kami memerintahkan jajaran untuk konsentrasi sweeping senjata," ujar Kabareskrim di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Senin (23/8).
Ito menyatakan sweeping akan dilakukan di daerah-daerah perbatasan. Pengawasan tersebut, lanjut dia, akan dilakukan melalui kegiatan-kegiatan terpadu di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, ungkap Ito, Polri juga akan memperketat pengawasan peredaran senjata di dalam institusi Polri sendiri. Menurutnya, jelas dia, pengawasan dilakukan di gudang-gudang logistik persenjataan Polri.
Polri, kata Ito, juga memperketat pengawasan penggunaan senjata api oleh anggota. "Kami sudah melakukan pengecekan apel senjata api dan semuanya," tuturnya.
Kejahatan dengan senjata api di beberapa daerah dan di ibukota memang meningkat drastis di awal Ramadhan ini. Untuk Jakarta saja, sedikitnya terjadi tiga perampokan yang menggunakan senjata api dalam tiga pekan terakhir.
Kasus terbesar menimpa tiga toko emas di Pasar Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (6/8). Perampokan ini diduga dilakukan oleh 14 pelaku yang menggunakan senjata api. Pelaku sempat melepaskan timah panas ke udara sebelum melarikan diri.
Kasus perampokan dengan senjata api kembali terjadi pada Kamis (19/8) dinihari. Perampokan menimpa mini market Alfa Midi, Sukmajaya Depok. Dalam peristiwa ini, pelaku sempat menyandera korban di dalam toko.
Kawanan yang berjumlah lebih dari tiga orang itu bahkan sempat menodongkan pistol ke kepala penjaga toko. Selang beberapa jam, kasus perampokan bersenjata api terjadi di kawasan Kemang Timur, Jakarta Selatan.
Aksi kawanan perampok dengan senjata api di daerah yang paling menyita perhatian publik terjadi di Medan. Sekitar 16 perampok menggondol uang senilai Rp 400 Juta dari Bank CIMB Niaga, Medan, pada 18 Agustus lalu. Pelaku dengan senjata laras panjang jenis AK 56 dan pistol juga menewaskan salah satu petugas Brimob dan melukai dua satpam yang berjaga di bank tersebut.
Hingga saat ini, Ito mengaku belum berhasil menangkap kawanan perampok tersebut. Motif perampok sendiri, ungkapnya, masih didalami. Begitu pula asal senjata api yang digunakan oleh para perampok tersebut. "Yang jelas yang dilakukan itu terus menunjukkan perencanaan yang matang dari pelaku tersebut," tegasnya.