REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Tidak kurang dari 250 tenaga kerja Indonesia (TKI) melakukan aksi demonstrasi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi. Mereka berunjuk rasa karena dianiaya oleh majikan mereka di Arab Saudi. Bentuk-bentuk penganiayaan yang mereka terima, seperti pemerkosaan, pemukulan, juga tindak kekerasan lainnya.
Kebanyakan mereka adalah perempuan. Mereka menuntut agar KBRI bisa memuulangkan mereka ke Indonesia. "Kami semua lari dari majikan kami, sehingga kami terlantar. Kami tidur di bawah kolong jembatan. Kami menuntut KBRI segera memulangkan kami ke Indonesia," kata Lilik Indriyani (35), salah satu demonstran kepada Republika, Sabtu (21/8).
TKI asal Jawa Timur itu mengaku kabur dari tempat kerjanya lantaran seringkali terancam diperkosa oleh majikannya, dan dia selalu berusaha melawan upaya pemerkosaan itu. "Saya sudah berkali-kali mau diperkosa, sampai akhirnya saya tidak kuat. Makanya saya lebih memilih kabur dan ingin pulang saja ke tanah air," kata Indri, sapaan akrabnya itu. Tapi sayang, aksi yang mereka lakukan di KBRI tak membuahkan hasil. Sebab, pihak kedutaan terkesan mau lepas tangan terhadap masalah TKI yang ada di negara tersebut.
"Kami tidak mengerti, kenapa KBRI tidak bertanggung jawab. Kata mereka yang bertanggung jawab Pemerintah sini (Arab Saudi, red). Setelah kami ke Pemerintah sini, katanya yang bertanggung jawab KBRI. Pokoknya kami selalu dilempar-lempar," ujar perempuan yang mengaku bekerja sebagai pembantu rumah tangga itu. Dikatakannya, aksi yang dilakukan para TKI itu sudah berlangsung setengah bulan, tapi hingga saat ini belum ada langkah nyata yang dilakukan KBRI untuk mengatasi masalah TKI tersebut.