REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH--Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Aceh, Tengku Faisal Ali, minta aparat kepolisian tidak terus mengait-kaitkan antara Aceh dengan teroris, menyusul setiap penangkapan tersangka teroris selalui dikaitkan dengan provinsi ini. "Tidak ada kelompok Aceh yang teroris. Kami prihatin setiap adanya tersangka teroris selalu dikait-kaitkan dengan Aceh," katanya di Banda Aceh, Kamis (12/8).
Faisal Ali yang juga Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) itu menyatakan kalangan ulama di Aceh sepakat agar masalah hukum harus ditegakkan, dan siapa pun yang terlibat dalam aksi teror harus diproses tapi jangan selalu dihubung-hubungkan dengan Aceh.
Aceh sudah lama menderita akibat konflik bersenjata berkepanjangan, dan situasi damai baru saja dinikmati penduduk di provinsi ujung paling barat ini menyusul penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) Helsinki antara Pemerintah dengan pihak GAM pada 15 Agustus 2005. "Aceh pernah mengalami situasi tak kondusif akibat konflik berkepanjangan. Namun dalam sejarahnya Aceh tidak pernah mendukung aksi terorisme," katanya menambahkan.
Faisal Ali menyatakan penangkapan Ustad Abubakar Ba`asyir oleh pihak kepolisian juga dikait-kaitkan dengan Aceh, sebuah keprihatinan yang seakan-akan ada gerakan di Aceh yang simpati dengan teroris. Bahkan, ia menjelaskan, beberapa waktu lalu ada serangkaian kegiatan pelatihan teroris di salah satu kawasan di Aceh. Tapi itu harus dipahami bahwa kegiatan tersebut dilakukan orang-orang luar provinsi berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa tersebut.
"Yang ada hanya orang luar memanfaatkan Aceh untuk berlatih. Kami menyesalkan sekarang ini opini yang berkembang bahwa setiap adanya penangkapan teroris selalu disebutkan keterkaitan mereka dengan Aceh. Padahal Aceh hanya menjadi korban dari orang luar itu," katanya menegaskan.
Dipihak lain, Faisal Ali menjelaskan penerapan Syariat Islam bukan dengan cara-cara yang berlawanan dengan nilai-nilai kemanusiaan, dan apa yang diberlakukan di Aceh (syariat Islam) juga berdasarkan undang undang. "Jadi syariat Islam di Aceh adalah syariat yang damai dan sangat menghormati keharmonisan kehidupan umat manusia," katanya menambahkan.