REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Penyebaran virus rabies di Bali bukan hanya meresahkan pemerintah dan masyarakat setempat, tetapi juga Pemerintah Cina. Mereka mengkhawatirkan virus yang ditularkan akibat gigitan anjing gila itu menyerang wisatawan Cina yang berkunjung ke Bali.
Kecemasan itu, kata Kepala Bagian Publikasi dan Dokumentasi Provinsi Bali, I Ketut Teneng, disampaikan pemerintah Cina kepada Pemprov Bali. "Mereka mengirimi kita surat elektronik yang mengkhawatirkan kasus rabies itu," kata Teneng kepada Republika, di Denpasar, Selasa (10/8)kemarin.
Cina, jelas Teneng, mempertanyakan sistem penanganan kasus rabies dan seperti apa hasil-hasil yang telah diperoleh. Ia memaparkan, Pemprov Bali telah memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang telah diambil, antara lain; mengeni sistem vaksinasi massal, eliminasi terhadap anjing dan pemberian vaksin antirabies kepada warga yang terkena kasus gigitan anjing.
Teneng menjelaskan Pemprov Bali menganggap permintaan klarifikasi dari pemerintah Cina itu wajar, karena mereka ingin melindungi warganya. Namun dalam hal ini jelas Teneng, Pemprov Bali telah memberikan penjelasan yang dapat dipahami oleh mereka. "Jadi sudah tidak ada masalah, sudah jernih," kata Teneng.